Denpasar (Bisnis Bali) – Mei 2018 Nilai Tukar Petani (NTP) di Bali mengalami lonjakan 0,04 persen. Kenaikan tersebut dipicu oleh turunnya indeks harga barang-barang hasil produksi pertanian (It) lebih kecil daripada penurunan indeks harga barang dan jasa yang dibayar oleh petani (Ib).
Kepala BPS Bali, Adi Nugroho di Denpasar, Selasa (5/6) mengungkapkan, NTP juga menunjukkan daya tukar (term of trade) dari produk pertanian terhadap barang dan jasa yang diperlukan petani untuk konsumsi rumah tangganya maupun untuk biaya produksi produk pertanian. Indeks Nilai Tukar Petani (NTP) diperoleh dari perbandingan antara indeks harga yang diterima petani (It) dengan indeks harga yang dibayar petani (Ib).
“Makin tinggi indeks NTP, secara relatif makin kuat pula peranannya pada tingkat kemampuan atau daya beli petani,” tuturnya.
Jelas Adi, Mei 2018 lalu indeks NTP Provinsi Bali tercatat mengalami kenaikan 0,04 persen dibandingkan dengan bulan sebelumnya, dari 103,18 menjadi 103,23. Katanya, kenaikan NTP Bali ini karena indeks harga yang diterima petani dari hasil pertaniannya (It) mencapai 132,40 turun 0,11 persen dibandingkan April 2018 yang mencapai 132,54. Di sisi lain Indeks yang dibayar petani (Ib) Mei 2018 tercatat mengalami penurunan 0,15 persen dari 128,45 di April menjadi 128,26.
Paparnya, Mei 2018 lalu kenaikan NTP tercatat terjadi pada subsektor Peternakan yang sekaligus penyumbang terbesar dengan capaian 0,45 persen, disusul subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat dan subsektor Perikanan masing-masing 0,28 persen dan 0,10 persen. Sebaliknya subsektor Tanaman Pangan dan subsektor Hortikultura tercatat mengalami penurunan masing-masing 0,71 persen dan 0,10 persen. (man)