Semarapura (bisnisbali.com) -Bank Indonesia menilai ada beberapa hal yang mendukung pertumbuhan ekonomi di Bali. Pertumbuhan ekonomi dan digitalisasi di Bali saat ini sudah makin baik.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Erwin Soeriadimadja di sela-sela Ngeraos Sareng Media dan Capacity Building di Nusa Lembongan Kamis (12/9) menerangkan, pertama, terkait pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi Bali pada triwulan II-2024 jika dibandingkan dengan triwulan II-2023 tercatat tumbuh 5,36 persen year on year (yoy). Peningkatan transaksi keuangan serta tumbuhnya kunjungan wisman, diperkirakan menjadi faktor pendorong ekonomi Bali terus tumbuh pada triwulan II-2024 secara y-on-y.
“Pertumbuhan ekonomi Bali masih lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan ekonomi nasional 5,05 persen. Ini menujukkan capaian yang sangat bagus bagi Pulau Dewata karena pertumbuhan di atas nasional yaitu masuk posisi 7 besar,” katanya.
Erwin menyampaikan, pertumbuhan ekonomi Bali yang sudah baik perlu untuk terus ditingkatkan. Di antaranya terus mendorong pertumbuhan ke sektor pertanian, seperti pertanian, hortikultura dan juga perikanan. Sebab itu semua merupakan potensi besar bagi Bali untuk dikembangkan dan digarap menjadi bagian pertumbuhan ekonomi Bali.
Di Nusa Lembongan misalnya, punya potensi besar untuk rumput laut. Sektor rumput laut, diakui, memiliki peluang dan bisa digarap dan dikembangkan. Bagaimana sektor pertanian bisa mendorong pariwisata.
Kedua, Erwin menerangkan dari sisi pariwisata. Nusa Lembongan sudah terkenal di dunia sehingga sangat banyak dikunjungi wisatawan mancanegara.
Erwin melihat kedatangan wisatawan ke Bali pada 2024 yang ditargetkan 5,7 juta saat ini sudah mencapai 4,6 juta. Melihat kondisi tersebut diyakini pertumbuhan pariwisata di Bali sudah hampir kembali seperti sebelum pandemi. “Pencapaian ini harus dijaga,” sarannya.
BI bersama pemerintah daerah dan pusat terus mendorong pertumbuhan pariwisata Bali agar lebih kuat dengan peningkatan kualitas atau quality tourism.
Lanjut Erwin menyampaikan terkait digitalisasi. Bali tidak kalah terkait era digitalisasi. Menurutnya digital sebagai sumber pertumbuhan ekonomi Bali. “Bali lebih maju dalam digitalisasi,” jelasnya.
Itu terlihat dari elektronikfikasi transaksi pemerintah daerah (ETPD) di mana seluruh kabupaten/ kota di Bali sudah masuk dalam kategori digital,” imbuhnya.
Kemudian dari sisi retail juga sudah membanggakan di mana sudah banyak yang menggunakan QRIS. QRIS menjadi salah satu inisiatif untuk mendorong ekonomi digital di tengah pariwisata Bali. Digitalisasi telah tumbuh sebagai alat penggerak perekonomian Bali.
“PR kini bagaimana mindset digital di Bali terus dikembangkan tidak hanya berpusat di kota besar saja namun bisa ke daerah lainnya seperti klungkung, Jembrana dan Buleleng,” paparnya.
BI ke depannya juga berencana akan mengembangkan sebuah digital island di Nusa penida sehingga menjadi pilot project dari Bali dan menjadi role model secara nasional dalam mengenalkan kekuatan digital suatu pulau dalam pengembangan ekonomi dan pariwisata.
Pada kesepakatan tersebut juga hadir Dahlan Iskan sebagai narasumber yang memberikan inspiratif bagi media.*dik