Denpasar (bisnisbali.com) – Pelaku pariwisata berharap tahun politik 2024 aman dan lancar sehingga perkembangan wisata maupun okupansi hotel dapat tumbuh lebih baik dari capaian 2023. Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kota Denpasar, Ida Bagus Gede Sidharta Putra di Denpasar beberapa waktu lalu mengatakan, pariwisata Bali pada tahun lalu merupakan masa pemulihan dari pandemi Covid-19. Kendati demikian, perkembangan pariwisata dinilai melebihi harapan para pelaku pariwisata Bali.
Itu terlihat dari tingkat hunian atau okupansi kamar hotel khususnya di Sanur, Denpasar cenderung tinggi yakni rata-rata 70-an persen. Bahkan bisa dikatakan perkembangan pariwisata melebihi ekspektasi pengelola hotel semua. Pertumbuhan pariwisata sangat positif, okupansi di atas rata-rata yang ditargetkan.
“Di kawasan Sanur terisi (okupansi) 75 persen. Padahal saat itu Bali baru dibuka, masih merangkak saat itu kita mengharapkan perlu stimulasi-stimulasi, ehh saat itu Australia tidak takut keluar. Eropa juga terbang ke sini (Bali). Apalagi market Cina sudah mulai terbuka lagi, market India dan lainnya juga muncul. Jadi 2023 di luar ekspektasi kita untuk mengembalikan 3 tahun yang hilang akibat pandemi,” paparnya.
Karena itu, Gusde biasa ia disapa menyebutkan, tahun ini pihaknya mengharapkan pariwisata di Denpasar maupun Bali dalam situasi tetap kondusif, kendati dalam kondisi tahun politik di Tanah Air dan pengaruh ekonomi global. Ia optimistis, apabila tidak terjadi gejolak di tahun 2024 maka pencapaian pariwisata Bali akan lebih baik dari tahun 2023. “Di tahun 2024 saatnya kita sambil berbenah diri baik dari sisi produk-produk kita,” terangnya.
Disinggung potensi pertumbuhan pariwisata akan mulai tampak pada kuartal berapa di 2024?. Ia memperoyeksikan masuk kuartal II setelah April 2024 akan mulai tampak pertumbuhan kunjungan wisatawan. Sebab kuartal I/2024 masih sisa season tahun baru, sehingga kuartal II baru terasa kunjungan wisman khususnya asal Australia. “Wisman asal Australia akan masih menjadi pasar potensial bagi Bali,” ungkapnya.
Lebih lanjut ia mengatakan, terkait upaya mencegah adanya penyebaran penyakit menular seperti Covid-19, PHRI Denpasar meminta pengelola akomodasi wisata untuk kembali meningkatkan protokol kesehatan.
Kepala BPS Bali, Endang Retno Sri Subiyandani dalam rilis terbaru di 2024 menyampaikan, pada November 2023, terdapat 401.870 kunjungan wisawatan mancanegara (wisman) yang datang langsung ke Bali. Jika dibandingkan dengan bulan Oktober 2023 secara month to month (m-t-m), terjadi penurunan kedatangan wisman sebesar 12,91 persen. Wisman yang melalui pintu masuk udara tercatat sebanyak 396.238 kunjungan, sementara yang melewati pintu masuk laut tercatat sebanyak 5.632 kunjungan.
Wisman yang tercatat paling banyak datang ke Bali pada bulan November 2023 yaitu wisman yang berasal dari Australia (107.410 kunjungan), India (33.967 kunjungan), Tiongkok (22.825 kunjungan), Singapura (21.426 kunjungan), dan Korea Selatan (18.271 kunjungan). Dari 10 besar kedatangan wisman, wisman asal Prancis tercatat mengalami penurunan terdalam secara month to month yakni sebesar 47,11 persen.
“Pada periode Januari-November 2023, tercatat sebanyak 4.790.568 kunjungan wisman yang datang langsung ke Bali. Jika dibandingkan dengan periode Januari-November 2022, jumlah wisman tercatat meningkat hingga 169,36 persen,” katanya. *dik