Tabanan (bisnisbali.com)–Sejumlah peternak kambing di Kecamatan Pupuan tengah sumringah menjelang momen Idul Adha. Betapa tidak, harga dan permintaan konsumen akan hewan kurban ini naik signifikan sejak seminggu terakhir.
Salah seorang peternak kambing di Banjar Munduk Temu Kaja, Desa Munduk Temu, Kecamatan Pupuan, Nyoman Ariawan, Selasa (27/6), menyatakan transaksi kambing untuk momen Idul Adha kali ini menjadi angin segar bagi peternak seiring meningkatnya permintaan dan harga jual. Tahun lalu transaksi kambing untuk hewan kurban hanya mencapai 125 ekor, sedangkan pada 2023 ini penjualan kambing sudah mencapai 250 ekor sejak perdagangan seminggu terakhir.
Ia memprediksi transaksi pada H-1 yang merupakan puncak pembelian hewan kurban akan terus meningkat hingga mencapai sekitar 200 ekor. ”Jika tidak bisa memenuhi permintaan pasar, saya dan teman-teman peternak lokal berencana mendatangkan kambing dari Lumajang (Jawa Timur). Ini sekaligus memenuhi kebutuhan bibit untuk digemukkan kembali,” ujarnya.
Ariawan menyampaikan, konsumen hewan kurban tidak saja datang dari Kabupaten Tabanan. Pihaknya juga menerima pesanan pembelian kambing dari Kota Denpasar. Bobot atau berat kambing jenis peranakan etawa tersedia mulai kisaran 40 hingga mendekati 60 kilogram, sedangkan harga jualnya mulai Rp3.500.000 sampai Rp5.000.000 per ekor. “Perbedaan harga kambing sesuai bobotnya. Masing-masing harga tersebut sudah mengalami kenaikan berkisar Rp100.000 hingga Rp200.000 per ekor dari harga normal,” jelasnya.
Di tempat terpisah, Kepala Dinas Pertanian Tabanan I Made Subagia mengungkapkan kebutuhan sapi dan kambing di Kabupaten Tabanan untuk Hari Raya Idul Adha 2023 dipastikan dalam jumlah berlebih. Itu lantaran jumlah populasi sapi dan kambing yang akan disembelih melebihi estimasi kebutuhan.
Berdasarkan data di Dinas Pertanian Tabanan, saat ini jumlah populasi sapi mencapai 38.729 ekor, kambing 4.296 ekor dan kerbau 49 ekor. Sementara estimasi kebutuhan sapi untuk kurban di Tabanan hanya 110 ekor, sedangkan kebutuhan kambing 207 ekor.
“Jumlah populasi dan estimasi kebutuhan hewan kurban ini berdasarkan survei kami di lapangan. Tentunya data itu sifatnya sementara dan kemungkinan bisa berubah lagi bila ada hewan yang masuk lagi sesuai permintaan konsumen,” tegas Subagia. *man