BISNISBALI.com – Pasokan air baku di musim hujan rawan mengalami gangguan. Dan selama ini ada beberapa kendala yang dialami masyarakat khususnya di Denpasar terkait penyaluran air bersih. Terkait hal tersebut Komisi II dan III DPRD Kota Denpasar melakukan pemantauan pasokan air minum di Instalasi Pengolahan Air (IPA) Blusung di Jalan Antasura, Kelurahan Peguyangan, Denpasar Utara, Selasa (14/1). Pemantauan dilakukan untuk mengantisipasi kendala distribusi di musim penghujan ini.
Ketua Komisi II, Wayan Sutama mengungkapkan, pada musim hujan ini masyarakat ada yang mengalami gangguan terkait distribusi air bersih. Sehingga dia menginginkan, Perumda benar-benar melakukan antisipasi jika terjadi kendala. Perumda juga diharapkan mencari solusi untuk kendala-kendala yang terjadi di setiap musim penghujan.
“Kami lihat dengan adanya kanal yang sudah dibangun, meminimalkan kendala pasokan saat musim hujan. Tetapi, dalam musim hujan ini masih ada masyarakat yang mengalami air mati. Ini harus dicarikan solusi ke depan,” jelasnya.
Perumda juga harus labih cepat melayani masyarakat dengan mobil tangki karena air mati. “Pelayanan harus cepat terutama air tangki kalau kendala produksi saat musim hujan ini,” imbuhnya.
Sementara, Ketua Komisi III, I Wayan Suadi Putra mengapresiasi dengan adanya kanal yang sudah mampu meminimalisir gangguan air selama musim penghujan. Namun, kata dia dengan adanya proyek kanal Badung yang berdekatan dengan kanal Pemkot Denpasar jangan sampai mengganggu produksi.
Menurut Suadi, sebelum ada kanal banyak kendala pendistribusian air karena masalah pengolahan di IPA Intake akibat kemasukan lumpur. “Kami apresiasi dengan adanya proses kanal tersebut lumpur bisa dikurangi sehingga pasokan air tetap bisa melayani masyarakat di musim penghujan,” ujarnya.
Di sisi lain, Perumda juga mesti Komunikasi kembali ke Balai Wilayah Sungai (BWS) Bali-Penida untuk membuat kanal lumpur di hulu. “Sebab, sekarang ada dua kanal yang memanfaatkan air di Tukad Ayung ini Denpasar dan Badung ini penting untuk ke depannya,” terangnya.
Dia juga mengajukan pembangunan bendung karet di sisi timur sungai. Sebab, bukan hanya antisipasi pada musim penghujan pasokan juga harus tetap terjaga pada musim kemarau.
Menanggapi hal itu, Dirut Perumda I Putu Yasa mengatakan, proses antisipasi kendala pengolahan air pihaknya sedang menyiapkan alat penyedot pasir dan lumpur yang disebut Airlipt. Penggunaan alat tersebut memungkinkan untuk mengantisipasi pasir dan lumpur masuk ke IPA Intake.
Selain itu, pihaknya juga berencana menambah reservoir untuk mengantisipasi terjadinya gangguan pada SPAM Penet dan Petanu yang kerap merugikan pelanggan. “Kalau untuk penambahan bendung karet antisipasi musim kemarau, kami segera akan melakukan koordinasi ke BWS karena ranahnya di sana,” ungkapnya.
Selain itu kata dia, proses pengecekan juga akan dilakukan karena pihaknya belum mengetahui apakah ada lahan milik warga di tempat tersebut. “Kami masih melihat apakah ada lahan warga di sana. Kalau ada, kita harus diskusi dengan warga apakah itu dijual atau sistemnya seperti apa ke depan,” ujar Putu Yasa.*wid