Jumat, Januari 10, 2025
BerandaBaliGas Melon Kembali Langka di Denpasar

Gas Melon Kembali Langka di Denpasar

Epiji 3 kilogram atau gas melon kembali langka di sejumlah pedagang di Denpasar. Kelangkaan ini terjadi sejak Tahun Baru lalu. 

Denpasar (bisnisbali.com)-Epiji 3 kilogram atau gas melon kembali langka di sejumlah pedagang di Denpasar. Kelangkaan ini terjadi sejak Tahun Baru lalu.  Salah seorang pedagang eceran di kawasan Ubung Kaja, Denpasar, Samirin saat ditemui, Kamis (9/1) mengatakan, saat libur Tahun Baru tidak ada pengiriman gas. Saat ini pengiriman mulai ada namun jumlahnya terbatas.

“Di sini saya punya 22 tabung. Biasanya dikirim 3 kali seminggu. Ini baru 2 kali dikirim sejak Tahun Baru. Jumlahnya pun kurang dari biasanya, kadang dapat 10 tabung,” ungkap Samirin. Disinggung soal harga, dia mengatakan masih Rp22.000 per tabung. “Harganya masih sama seperti biasanya,” terangnya.

Hal senada juga diungkapkan oleh salah seorang pemilik pangkalan di Kawasan Penatih, Agung Putra Negari. Dia mengatakan, pasokan gas yang diterima berkurang. Dari biasanya 50 tabung menjadi 40 tabung. Kondisi ini diakuinya terjadi sejak Tahun Baru lalu.

Sementara itu, dikonfirmasi Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kota Denpasar, Ni Nyoman Sri Utari mengatakan, terkait dengan sempat terjadi kekosongan stok di beberapa pangkalan atau pengecer disebabkan elpiji 3 kilogram dalam pengiriman oleh Agen di hari libur nasional. Selain itu kendala lain karena padatnya jalur akses (macet) menuju pangkalan.

Dalam memenuhi elpiji 3 kilogram untuk kebutuhan rumah tangga dan usaha mikro yang meningkat, Sri Utari mengatakan sudah diberikan alokasi tambahan (extra dropping) pada 25 Desember 2024 dan 1 Januari 2025 dengan total 100 persen alokasi harian.

“Secara umum stok dan penyaluran elpiji 3 kilogram dalam kondisi aman, terindikasi dari alokasi yang dimiliki agen masih belum tersalurkan sepenuhnya. Memang ini penyebabnya elpiji 3 kilogram dalam pengiriman oleh Agen di hari libur nasional. Selain itu kendala lain karena padatnya jalur akses (macet) menuju pangkalan,” ujarnya. *wid

Berita Terkait
- Advertisment -

Berita Populer