Tabanan (bisnisbali.com)-Badan Pusat Statistik (BPS) Bali mencatat pada Desember 2024 terjadi inflasi tahun ke tahun (year on year/y-on-y) Kabupaten Tabanan sebesar 2,44 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) 110,19. Secara y on y capaian tersebut mengalami kenaikan dibandingkan bulan sebelumnya sebesar 2,29 persen.
Berdasarkan hasil pemantauan BPS Kabupaten Tabanan, perkembangan harga berbagai komoditas pada Desember 2024 secara umum menunjukkan kenaikan. Komoditas yang dominan memberikan sumbangan inflasi y-on-y pada Desember 2024 antara lain daging babi, kopi bubuk, beras, tomat, kangkung, daging ayam ras, bawang merah, canang sari, dan bawang putih. Kondisi berbeda ditunjukkan cabai rawit, cabai merah, bensin, sawi putih, mie kering instan, pisang, kubis, kentang, ikan tongkol, wortel, pepaya, dan udang basah yang memberikan sumbangan deflasi y-on-y.
Sementara komoditas yang dominan memberikan sumbangan inflasi bulanan (m-to-m) pada Desember 2024 antara lain bawang merah, daging babi, cabai rawit, sawi hijau, minyak goreng, cabai merah, ayam goreng, dan tomat. Selanjutnya komoditas yang dominan memberikan sumbangan deflasi m-to-m di antaranya buncis, salak, kangkung, dan apel.
Kepala Bagian Perekonomian dan Sumber Daya Alam Kabupaten Tabanan Made Hari Sujana mengatakan, pada Desember 2024 inflasi di Tabanan mengalami kenaikan dibandingkan bulan sebelumnya. Salah satu penyumbangnya adalah kenaikan harga bahan pangan daging babi dibandingkan bulan-bulan sebelumnya.
“Sebenarnya pada bulan Desember harga daging babi ini sedikit mengalami penurunan. Namun, penurunannya masih di posisi harga yang tergolong tinggi, sehingga menjadi salah satu penyebab inflasi,” paparnya, Minggu (5/1).
Menurutnya, lonjakan inflasi dipicu momen Natal dan tahun baru yang diikuti meningkatnya permintaan konsumen akan ketersediaan barang di pasaran. Meski begitu inflasi Tabanan sebesar 2,44 persen masih tergolong terkendali, karena target inflasi nasional adalah 2,5 +/- 1 persen.
Inflasi yang naik, namun masih berada di bawah target inflasi nasional justru memberi keuntungan tersendiri bagi Kabupaten Tabanan sebagai daerah penghasil produk pertanian dalam arti luas. Sebab, produk pertanian yang dihasilkan oleh petani Tabanan mampu terserap dengan harga tinggi di pasaran, sehingga menyumbang pada pertumbuhan ekonomi daerah.
“Di balik lonjakan inflasi, sebenarnya ada peningkatan pendapatan yang diterima oleh petani dan peternak di Tabanan. Jadi, Bapak Bupati Tabanan dalam kebijakannya lebih memfokuskan pada ketersediaan stok barang di pasaran agar tidak terjadi kelangkaan, bukan pada harga,” kilah Hari Sujana yang juga Wakil Sekretaris TPID Tabanan. *man