Selasa, Januari 7, 2025
BerandaEkonomi dan BIsnisPertumbuhan Ekonomi Bali Triwulan 1 2025 Dibayangi Wabah Flu

Pertumbuhan Ekonomi Bali Triwulan 1 2025 Dibayangi Wabah Flu

BISNISBALI.com – Tiongkok kini dikabarkan menghadapi ancaman penyebaran cepat Human Metapneumovirus (HMPV), virus yang menyebabkan infeksi saluran pernapasan akut. Kendati demikian, pengamat ekonomi masih menaruh keoptimisan perekonomian di dalam negeri masih tumbuh dengan meningkatkan kewaspadaan dan pencegahan.

Pengamat ekonomi, Prof. Dr. Ida Bagus Raka Suardana di Denpasar, Minggu (5/1) menyampaikan, perekonomian Bali pada triwulan I/2025 diperkirakan akan mengalami fase pemulihan yang cukup signifikan. Berdasarkan data empiris, sektor-sektor utama yang menjadi pilar ekonomi Bali, seperti pariwisata, pertanian dan industri kreatif, diprediksi akan terus menunjukkan angka pertumbuhan yang positif.

Prof. Raka menilai sektor pariwisata menyumbang kontribusi terbesar terhadap PDB Bali, diperkirakan akan tetap menggeliat pada awal 2025. Setelah masa pandemi COVID-19, Bali telah berhasil menarik kembali wisatawan domestik dan internasional.

Menurutnya, proyeksi dari BI dan lembaga riset lainnya menunjukkan bahwa kunjungan wisatawan asing ke Bali akan meningkat, terutama dengan dibukanya lebih banyak penerbangan internasional. Tren ini diperkirakan akan berlanjut hingga triwulan I/2025, meskipun faktor cuaca dpt memengaruhi tingkat kunjungan.

“Hotel, restoran, dan sektor jasa lainnya di Bali diharapkan merasakan dampak positif dari lonjakan jumlah wisatawan ini,” katanya.

Selain pariwisata, sektor pertanian dan industri kreatif Bali juga diperkirakan akan ikut tumbuh. Produk lokal Bali, baik kerajinan tangan maupun hasil pertanian, semakin diminati oleh pasar domestik dan internasional. Hal ini sejalan dengan upaya pemda dalam mengembangkan UMKM dan mengarah pada ekonomi digital. Inisiatif-inisiatif itu diperkirakan akan mendorong permintaan produk-produk lokal dan meningkatkan pendapatan msykt Bali.

Dekan Fak. Ekonomi & Bisnis (FEB) Undiknas Denpasar ini menilai, perekonomian Bali juga menghadapi beberapa tantangan yang perlu diperhatikan. Salah satunya adalah wabah penyakit mirip flu yang mulai merebak di Tiongkok pada awal 2025.

“Meskipun belum jelas apakah penyakit ini akan berkembang menjadi epidemi global, kekhawatiran terhadap dampaknya terhadap pariwisata dan perdagangan internasional masih menjadi perhatian,” terangnya.

Tiongkok merupakan salah satu negara dengan jumlah wisatawan terbesar ke Bali, sehingga potensi penurunan kunjungan wisatawan dari negara tersebut bisa mempengaruhi perekonomian Bali dalam jangka pendek.

Di sisi lain, inflasi global dan fluktuasi harga bahan baku juga menjadi faktor yg perlu diwaspadai. Kenaikan harga energi dan bahan pangan dapat memberikan tekanan pada daya beli masyarakat Bali dan mempengaruhi sektor produksi. Oleh karena itu, kebijakan pemerintah yang dapat mengendalikan inflasi dan menjaga stabilitas harga akan sangat penting dalam menjaga momentum pertumbuhan ekonomi.

Secara keseluruhan, meskipun ada potensi gangguan dari wabah penyakit dan tantangan ekonomi lainnya, proyeksi perekonomian Bali pada triwulan I 2025 tetap menunjukkan harapan yang optimis. Pemulihan sektor pariwisata, penguatan UMKM, serta keberlanjutan pertumbuhan sektor-sektor ekonomi lainnya akan menjadi kunci utama dalam menghadapi tantangan yang ada. *dik

Berita Terkait
- Advertisment -

Berita Populer