Selasa, Januari 7, 2025
BerandaBaliEkonomi Bali Optimis Tumbuh di Tengah Tantangan pada Tahun Ini

Ekonomi Bali Optimis Tumbuh di Tengah Tantangan pada Tahun Ini

BISNISBALI.com – Tahun 2025 ini dinilai masih penuh tantangan bagi perekonomian global. Ketidakpastian itu dipengaruhi oleh konflik geopolitik, perlambatan pertumbuhan ekonomi dunia, dan dampak perubahan iklim. Pemerhati ekonomi dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis Undiknas University, Agus Fredy Maradona, Ph.D., CA. di Denpasar menilai tantangan global seperti ketidakpastian geopolitik dan fluktuasi pasar global tetap menjadi perhatian.

Dari sisi domestik, Indonesia juga menghadapi tekanan dari sejumlah kebijakan ekonomi yang sebelumnya diberlakukan tahun lalu, termasuk aturan PPN 12 persen yang secara signifikan memengaruhi daya beli masyarakat.

Kendati demikian, ia menaruh keoptimisan ekonomi Indonesia maupun Bali di triwulan I/2025 masih tumbuh positif. Itu dipengaruhi oleh kondisi pariwisata Bali yang masih menjadi tujuan destinasi wisatawan manacnegara dan domestik.

Sebelumnya Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali, G. A. Diah Utari mengatakan tahun 2025 menjadi peluang besar bagi Bali untuk menciptakan model pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan. Struktur ekonomi yang tidak hanya mengandalkan pariwisata, tetapi juga memberdayakan sektor lain seperti pertanian, infrastruktur, dan digitalisasi.

“Dengan sinergi yang kuat, Bali dapat menjadi contoh ekonomi yang berkelanjutan, menginspirasi Indonesia serta dunia,” katanya.

Untuk itu perlu sinergi dan kolaborasi. Menurutnya, Bali menghadapi tantangan struktural seperti ketimpangan wilayah, ketergantungan pada pariwisata, dan rendahnya literasi digital. Sinergi antara pemerintah, Bank Indonesia, dan pelaku usaha menjadi kunci utama untuk mengatasi tantangan ini.

Beberapa langkah yang harus dilakukan meliputi penguatan pembiayaan hijau dan UMKM, akselerasi digitalisasi, dan pengendalian inflasi. Termasuk, penyaluran kredit ke sektor prioritas, didukung oleh insentif likuiditas makroprudensial, menjadi strategi penting untuk mendukung UMKM dan pembiayaan hijau. Kelonggaran Loan To Value (LTV) dan Financing To Value (FTV) hingga 2025 memberikan ruang yang lebih besar bagi pelaku usaha untuk mengakses pembiayaan

Diah Utari menyampaikan KPw BI Provinsi Bali memproyeksikan, pertumbuhan ekonomi Bali 2025 berada pada kisaran 5-5,8 persen, dengan inflasi yang berada pada rentang target sasaran.

Bank Indonesia Bali menilai di dalam mencapai pertumbuhan ekonomi Bali yang inklusif dan juga berkelanjutan masih banyak pekerjaan rumah (PR) yang perlu dilakukan di tahun 2025. Salah satunya adalah bagaimana menyimbangkan pertumbuhan ekonomi antara Bali Utara dan Bali Selatan guna mewujudkan pemerataan tersebut. Hasil riset menunjukkan bahwa potensi Bali utara  ke depan masih sangat terbuka dengan aspek ekonomi dan maupun sosial yang bisa dikembangkan. Sektor primer seperti pertanian, kehutanan, perikanan dan juga pertenakan memiliki potensi tertinggi di Bali Utara dibandingkan sektor-sektor lainnya dengan pangsa ekonomi 22,7%.

Untuk mendukung hal tersebut ada beberapa hal yang dilakukan yaitu melakukan diversifikasi ekonomi di Bali Utara, diversifikasi kepada pengembangan pariwisata berbasis komunitas, diperlukannya pengembangan infrastruktur dasar serta infrastruktur mendukung pariwisata pada Bali Utara.

Sebelumnya Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo menyampaikan optimisme perekonomian Indonesia ke depan akan semakin baik, namun dengan tetap mewaspadai sejumlah tantangan tantangan global yang meningkat. Bank Indonesia memprakirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2025 tetap kuat pada kisaran 4,8-5,6%, dan akan terus meningkat menjadi 4,9-5,7% pada 2026 didukung oleh konsumsi swasta, investasi, dan kinerja ekspor yang cukup baik. Inflasi akan tetap terkendali dalam rentang sasaran 2,5±1% pada 2025 dan 2026 didukung konsistensi kebijakan moneter, kebijakan fiskal, dan Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP).*dik

Berita Terkait
- Advertisment -

Berita Populer