Selasa, Januari 7, 2025
BerandaBaliDibandingkan Tahun Lalu, Inflasi Bali pada Desember 2024 Naik 2,34 Persen

Dibandingkan Tahun Lalu, Inflasi Bali pada Desember 2024 Naik 2,34 Persen

BISNISBALI.com – Perkembangan harga berbagai komoditas pada Desember 2024 di Provinsi Bali yang diwakili Kota Denpasar, Singaraja, Kabupaten Badung, dan Kabupaten Tabanan secara tahunan menunjukkan adanya kenaikan.

Plt. Kepala BPS Provinsi Bali, Kadek Agus Wirawan di Denpasar, Kamis (2/1) menyampaikan, berdasarkan hasil pemantauan BPS Provinsi Bali di 4 kabupaten/kota tersebut, pada Desember 2024 terjadi inflasi tahunan atau y-on-y sebesar 2,34 persen, atau kenaikan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 105,40 pada Desember 2023 menjadi 107,87 pada Desember 2024. Sementara itu, tingkat inflasi tahun kalender (year to date/ ytd) Desember 2024 tercatat sebesar 2,34 persen, sedangkan inflasi bulanan (m-to-m) tercatat sebesar 0,31 persen.

Inflasi tahunan (y-on-y) terjadi karena naiknya harga komoditas-komoditas amatan yang ditunjukkan oleh naiknya IHK pada sepuluh kelompok pengeluaran, yaitu: kelompok makanan, minuman dan tembakau naik sebesar 3,87 persen, kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 1,19 persen, kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga sebesar 0,41 persen, kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 0,78 persen, kelompok kesehatan sebesar 0,81 persen, kelompok transportasi sebesar 0,53 persen, kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya sebesar 1,83 persen, kelompok pendidikan sebesar 2,99 persen, kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran sebesar 4,18 persen dan kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 3,41 persen.

Sementara itu, satu kelompok tercatat mengalami penurunan indeks, yaitu kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan turun sebesar 0,55 persen. Komoditas dominan yang memicu inflasi pada Desember 2024 antara lain daging babi, beras, kopi bubuk, daging ayam ras, minyak goreng, bawang merah, Sigaret Kretek Mesin (SKM), tarif parkir, nasi dengan lauk, tomat, Sigaret Putih Mesin (SPM), canang sari, bawang putih, emas perhiasan, biaya akademi/perguruan tinggi, biaya Sekolah Dasar, biaya Sekolah Menengah Pertama, kue kering berminyak, Sigaret Kretek Tangan (SKT), dan kangkung.

Sementara itu, komoditas yang menahan laju inflasi dengan memberikan sumbangan negatif, antara lain cabai rawit, cabai merah, bensin, telepon seluler, vitamin, pepaya, wortel, tongkol diawetkan, labu siam/jipang, kentang, tarif angkutan udara, sabun cair/cuci piring, garam, kol putih/kubis, apel, susu bubuk, buncis, hand body lotion, wafer, dan sawi putih/pecay/ pitsai.

Sementara komoditas yang dominan memberikan andil inflasi m-to-m pada bulan Desember 2024 antara lain bawang merah, cabai merah, cabai rawit, tomat, sawi hijau, kopi bubuk, ikan tongkol/ ikan ambu-ambu, minyak goreng, kacang panjang, bayam, canang sari, bawang putih, jagung manis, kol putih/kubis, ikan kembung/ikan gembung/ ikan banyar/ikan gembolo/ ikan aso-aso, telur ayam ras, dan ikan teri. Sementara itu, komoditas yang menahan laju inflasi dengan memberikan sumbangan negatif, antara lain daging babi, tarif angkutan udara, daging ayam ras, kangkung, beras, bahan bakar rumah tangga, pisang, jeruk, pasta gigi, dan apel.

Pada Desember 2024, kelompok pengeluaran yang memberikan andil/sumbangan inflasi y-on-y, yaitu kelompok makanan, minuman dan tembakau sebesar 1,20 persen, kelompokpakaian dan alas kaki sebesar 0,05 persen, kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga sebesar 0,06 persen, kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 0,03 persen, kelompok kesehatan sebesar 0,02 persen, kelompok transportasi sebesar 0,06 persen, kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya sebesar 0,03 persen, kelompok pendidikan sebesar 0,20 persen, kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran sebesar 0,40 persen dan kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 0,32 persen. Sedangkan kelompok yang menahan laju inflasi dengan memberikan sumbangan negatif, yaitu kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar -0,03 persen.*dik

Berita Terkait
- Advertisment -

Berita Populer