BISNISBALI.com – Ekonomi Bali pada triwulan III tahun 2024 masih tumbuh 5,43% (y-on-y), lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan ekonomi nasional yang mencapai 4,95% (y-on-y). Tingkat inflasi juga mencatatkan capaian yang baik, yakni di angka 2,5% (y-on-y) pada November 2024 dan masih dalam range target 2,5±1%.
Hal ini berimplikasi positif terhadap kinerja APBN. Sampai dengan 30 November 2024, Pendapatan Negara di Bali telah terealisasi sebesar Rp19,89 triliun atau 90,6% dari target tahun 2024. Demikian disampaikan Kepala Kanwil Direktorat Jenderal Perbendaharaan (DJPb) Bali, Muhamad Mufti Arkan di Denpasar, Kamis (19/12).
Diterangkan penerimaan negara dikontribusikan oleh penerimaan perpajakan sebesar Rp15,45 triliun (85,3% dari target) dan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) telah terealisasi sebesar Rp4,45 triliun atau 115,1% dari target 2024. Berdasarkan sektornya, penerimaan pajak terbesar berasal dari sektor Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi dan Perawatan Mobil dan Sepeda Motor dengan penerimaan sebesar Rp2,77 triliun dengan pertumbuhan 23,42% (y-on-y), sedangkan apabila dilihat dari jenis pajaknya, Pajak Penghasilan menghasilkan penerimaan terbesar senilai Rp10,63 triliun (90,36% dari target).
Ia juga menyampaikan penerimaan negara juga didukung penerimaan Bea dan Cukai sebesar Rp1,29 triliun, yang dikontribusikan oleh penerimaan Cukai Minuman Mengandung Etil Alkohol (MMEA) 87,74%, Bea Masuk 10,72% dan Cukai Hasil Tembakau 1,37%.
“Penerimaan PNBP salah satunya didukung oleh PNBP Aset, Piutang Negara, dan Lelang senilai Rp56,19 miliar (115,68% dari target),” terangnya.
Untuk mendukung program pembangunan Nasional, realisasi Belanja Negara di Provinsi Bali sampai dengan 30 November 2024 telah mencapai Rp21,83 triliun atau 88,5% dari pagu. Realisasi ini terdiri dari Belanja Kementerian/Lembaga (Belanja K/L) sebesar Rp10,63 triliun atau 82,4% dari pagu dan Belanja Transfer ke Daerah (TKD) sebesar Rp11,2 triliun atau 95,2% dari pagu.*dik