BISNISBALI.com – Setelah lima bulan terakhir mengalami tren lonjakan harga hingga posisi puncak mencapai Rp 60.000 per kg, kini harga jual babi di tingkat peternak di Kabupaten Tabanan mulai melemah. Menariknya, penurunan harga babi ini terjadi di tengah tingginya permintaan pasar dan terbatasnya populasi babi.
Peternak babi di Desa Baru, Kecamatan Marga, Kabupaten Tabanan, I Ketut Gede Jaya Ada mengungkapkan, sejak sepuluh hari terakhir harga babi di tingkat peternak mengalami penurunan ke posisi Rp 55 ribu per kg sampai dengan Rp 52 ribu per kg. Posisi harga tersebut berdasarkan data Indonesia Pig Price, sama dengan harga yang berlaku di Medan dan sekaligus merupakan harga terendah secara nasional dibandingkan dengan sejumlah kota lainnya di Indonesia saat ini.
Ia menduga penurunan harga babi ini dipicu oleh adanya permainan harga di tingkat jagal atau tukang potong yang ada di Bali, dimana mereka menyebarkan isu bahwa tren harga babi di tingkat peternak sudah mulai turun saat ini.
“Jumlah tukang potong babi di Bali yang banyak dan mereka memiliki persatuan yang kuat, mereka berusaha cari untung dengan menekan harga di tingkat peternak sekaligus memanfaatkan kepanikan peternak yang takut babinya tidak laku di harga yang mereka telah tentukan,” ujarnya.
Padahal sebenarnya mengacu pada data Indonesia Pig Price, harga babi di kota besar lainnya di Indonesia masih ditransaksikan cukup tinggi dengan rata-rata di atas Rp 60 ribu per kg. Selain itu menurutnya, potensi penurunan harga babi sangat kecil, karena populasi babi di Bali sedikit. Terlebih lagi kini produksi babi di tingkat lokal tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan di Bali, namun kini juga memasok untuk kebutuhan antarpulau. Diantaranya, ke Sulawesi Utara, Pontianak, dan Manado.
Potensi permintaan pasar akan babi ini, bahkan bertambah besar dengan adanya momen Natal dan Tahun Baru yang mendongkrak permintaan pasar akan babi, baik lokal maupun antarpulau. Sebab itu para peternak babi tidak perlu khawatir jika ternaknya tidak laku terjual, karena untuk mendapatkan babi cukup sulit saat ini.
Sementara itu, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali lonjakan harga babi yang terjadi selama lima bulan terakhir selalu menjadi penyumbang dalam capaian inflasi di Kabupaten Tabanan. Salah satunya pada capaian inflasi di bulan November, dimana Kabupaten Tabanan mengalami inflasi year on year (yoy) sebesar 2,29 persen.
November 2024 di Kabupaten Tabanan terjadi kenaikan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 107,20 pada November 2023 menjadi 109,65 pada November 2024. Tingkat inflasi m-to-m sebesar 0,76 persen dan tingkat inflasi y-to-d sebesar 1,93 persen.
Selain daging babi, komoditas yang dominan memberikan andil atau sumbangan inflasi y-on-y pada November 2024 di Kabupaten Tabanan antara lain, kopi bubuk, tomat, bawang merah, telur ayam ras, dan bawang putih. Selanjutnya, kondisi yang berbeda ditunjukkan pada komoditas cabai rawit, cabai merah, bahan bakar rumah tangga, beras, sabun detergen bubuk, bensin, sabun mandi, kentang, pisang, pepaya, kacang panjang, dan udang basah yang memberikan andil atau sumbangan deflasi y-on-y.*man