Minggu, Desember 15, 2024
BerandaBaliJelang Nataru 2025, Jaga Stabilitas Harga dan Inflasi, Penerapan 4K Harus Optimal

Jelang Nataru 2025, Jaga Stabilitas Harga dan Inflasi, Penerapan 4K Harus Optimal

Ketersediaan pasokan, keterjangkauan harga, kelancaran distribusi, dan komunikasi yang efektif (4K) menjadi ujung tombak pengendalian inflasi.

Denpasar (bisnisbali.com)-Ketersediaan pasokan, keterjangkauan harga, kelancaran distribusi, dan komunikasi yang efektif (4K) menjadi ujung tombak pengendalian inflasi. Hal ini harus optimal penerapannya menjelang Libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2025.

Demikian dikatakan Staf Ahli Bidang SDM dan Kesra Setda Kota Denpasar I Nyoman Artayasa saat pelaksanaan High Level Meeting TPID Kota Denpasar di Ruang Praja Utama Kantor Wali Kota Denpasar, Kamis (12/12). Lebih lanjut disampaikannya, Pemerintah Kota Denpasar bersama Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) menyiapkan langkah 4K guna mendukung stabilitas harga dan inflasi menjelang Nataru 2025. “Berbagai strategi pemulihan sudah dilaksanakan dalam upaya mendorong perekonomian Kota Denpasar agar terus tumbuh positif, terlebih pada akhir tahun ada hari besar Natal dan Tahun Baru 2025,” jelasnya.

Ditekankannya, upaya mengendalikan inflasi dan menjaga stabilitas harga di Kota Denpasar menjelang Nataru diperlukan sinergitas dan kerja sama. Peningkatan kebutuhan bahan pokok menjelang Nataru dapat berimplikasi pada kelangkaan barang dan kenaikan harga. Hal ini tentunya menjadi perhatian khusus TPID Kota Denpasar yang akan mempersiapkan berbagai langkah antisipasi untuk menjaga stabilitas harga dan inflasi.

Untuk itu, terang Artayasa, Pemkot Denpasar melalui Dinas Perindustrian dan Perdagangan terus menggencarkan monitoring harga bahan pokok. Dinas Perikanan dan Ketahanan Pangan agar memastikan ketersediaan pangan. Dinas Perhubungan harus memastikan kelancaran distribusi pangan. Dinas Pariwisata agar selalu menyiapkan program untuk meningkatkan promosi dan membangkitkan pariwisata supaya jumlah kunjungan meningkat. Sementara Dinas Pertanian dapat meningkatkan produk-produk pangan terutama beras.

“Kita perlu melakukan berbagai antisipasi dan percepatan mencegah inflasi. Salah satunya adalah dengan menjaga harga-harga kebutuhan pokok masyarakat tetap stabil (inflasi yang terkendali) dan daya beli masyarakat tetap terjaga,” imbuhnya.

Menurut Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali G.A. Diah Utari, di Kota Denpasar saat ini ketahanan stok daging ayam, telur ayam, cabai merah, cabai rawit, bawang merah, dan tomat dapat memenuhi kebutuhan kurang dari tiga minggu, sehingga perlu menjadi perhatian. Meski kurang dari tiga minggu, ketahanan stok-stok tersebut masih terjaga.

Ditegaskannya, komoditas daging babi dan beras masih perlu mendapat perhatian, mengingat risiko permintaan meningkat saat akhir tahun dan menjelang hari keagamaan pada awal tahun 2025. Kondisi inilah yang masih menjadi penyumbang inflasi dan menjadi poin penting dalam rapat karena merupakan kebutuhan pangan pokok. “Kita perlu fokus menjaga logistik 10 bahan pokok, memantau harga pasar secara harian, melakukan kerja sama dengan satgas pangan, memastikan stok, sinergi dengan penegak hukum, dan melaksanakan operasi pasar setidaknya di 10 pasar yang paling ramai dikunjungi,” katanya.

Seperti diketahui, dalam rangka menjaga stabilitas inflasi, TPID Kota Denpasar telah melaksanakan beragam upaya mulai pemantauan harga pasar, operasi pasar, hingga meninjau distributor. *wid

Berita Terkait
- Advertisment -

Berita Populer