Denpasar (bisnisbali.com) – Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali, G. A. Diah Utari menyampaikan Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) Provinsi Bali memproyeksikan, pertumbuhan ekonomi Bali 2025 berada pada kisaran 5-5,8 persen, dengan inflasi yang berada pada rentang target sasaran.
Bank Indonesia Bali menilai di dalam mencapai pertumbuhan ekonomi Bali yang inklusif dan juga berkelanjutan masih banyak pekerjaan rumah (PR) yang perlu dilakukan di tahun 2025. Salah satunya adalah bagaimana menyimbangkan pertumbuhan ekonomi antara Bali Utara dan Bali Selatan guna mewujudkan pemerataan tersebut. Hasil riset menunjukkan bahwa potensi Bali utara ke depan masih sangat terbuka dengan aspek ekonomi dan maupun sosial yang bisa dikembangkan. Sektor primer seperti pertanian, kehutanan, perikanan dan juga pertenakan memiliki potensi tertinggi di Bali Utara dibandingkan sektor-sektor lainnya dengan pangsa ekonomi 22,7%.
Untuk mendukung hal tersebut ada beberapa hal yang dilakukan yaitu melakukan diversifikasi ekonomi di Bali Utara, diversifikasi kepada pengembangan pariwisata berbasis komunitas, diperlukannya pengembangan infrastruktur dasar serta infrastruktur mendukung pariwisata pada Bali Utara.
Sebelumnya Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo menyampaikan optimisme perekonomian Indonesia ke depan akan semakin baik, namun dengan tetap mewaspadai sejumlah tantangan tantangan global yang meningkat. Bank Indonesia memprakirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2025 tetap kuat pada kisaran 4,8-5,6%, dan akan terus meningkat menjadi 4,9-5,7% pada 2026 didukung oleh konsumsi swasta, investasi, dan kinerja ekspor yang cukup baik. Inflasi akan tetap terkendali dalam rentang sasaran 2,5±1% pada 2025 dan 2026 didukung konsistensi kebijakan moneter, kebijakan fiskal, dan Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP).
BI juga menyebutkan ada beberapa kebijakan di 2025. Kebijakan moneter Bank Indonesia pada tahun 2025 akan tetap diarahkan pada tercapainya sasaran inflasi dan stabilitas nilai tukar rupiah dengan tetap mendukung pertumbuhan ekonomi nasional. Kebijakan moneter akan ditempuh secara forward looking dan pre-emptive untuk mencapai sasaran inflasi yang ditetapkan pemerintah, dengan tetap mencermati ruang untuk mendorong pertumbuhan ekonomi, serta stabilisasi nilai tukar rupiah agar tetap sejalan dengan pencapaian sasaran inflasi dan terjaganya stabilitas eksternal dari rambatan global.
Kebijakan makroprudensial longgar akan dipertahankan pada 2025 untuk mendukung pertumbuhan ekonomi berkelanjutan dengan tetap turut menjaga stabilitas sistem keuangan.
Selanjutnya kebijakan sistem pembayaran pada tahun 2025 akan diarahkan untuk mempercepat kemajuan digitalisasi dalam mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan, sebagaimana Blueprint Sistem Pembayaran Indonesia (BSPI) 2030. Termasuk, kebijakan Pendalaman Pasar Uang dan Pasar Valas. Kebijakan pendalaman pasar uang pada tahun 2025 akan tetap diarahkan untuk mewujudkan pasar uang yang modern dan berstandar internasional, memperkuat efektivitas transmisi bauran kebijakan Bank Indonesia, serta mendukung pembiayaan bagi pertumbuhan ekonomi berkelanjutan.
Bank Indonesia juga akan terus memperluas dan memperkuat program pengembangan ekonomi-keuangan inklusif dan hijau untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan pengendalian inflasi. Bank Indonesia juga akan terus memperkuat perannya sebagai pelopor dan penggerak ekonomi dan keuangan syariah sebagai sumber baru pertumbuhan ekonomi nasional.*dik