Denpasar (bisnisbali.com)-Kanker leher rahim menduduki urutan kedua kanker paling berisiko bagi perempuan di Indonesia dengan 36.964 kasus baru pada tahun 2022. Angka kematian akibat penyakit ini pun tergolong tinggi, dimana 50 persen perempuan yang didiagnosis menderita kanker leher rahim meninggal karena terdeteksi pada stadium lanjut. Untuk itu pemberian vaksinasi HPV ditargetkan mencapai 90 persen anak Perempuan usia 15 tahun pada 2030 nanti.
Hal tersebut terungkap pada acara sosialisasi pencegahan kanker leher rahim kepada siswi kelas IX SMP Dwijendra, guru, orang tua murid, serta komunitas Ibu di wilayah Denpasar berlangsung di Denpasar, Selasa (10/12). Kegiatan ini digelar oleh MSD Indonesia (nama dagang Merck & Co., Inc., Rahway, N.J., USA) bersama Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Dinas Kesehatan Provinsi Bali, Dinas Kesehatan Kota Denpasar, dan Bio Farma.
Direktur Pengelolaan Imunisasi Kementerian Kesehatan, dr. Prima Yosephine, M.K.M mengatakan, jika tanpa intervensi apa pun, diperkirakan lebih dari 1,7 juta perempuan di Indonesia akan meninggal karena kanker leher rahim pada tahun 2070 dan hampir 4 juta perempuan pada tahun 2120. Untuk menanggulangi penyebaran penyakit berbahaya ini, pada 2023 lalu, Rencana Aksi Nasional (RAN) Eliminasi Kanker Leher Rahim di Indonesia (tahun 2023-2030) telah dideklarasikan, yang pelaksanaannya dipimpin oleh Kementerian Kesehatan.
“Kanker leher rahim merupakan penyakit mematikan dan menjadi salah satu beban pembiayaan negara tertinggi, faktanya studi menunjukkan bahwa penyebaran kanker leher rahim ini bisa dicegah, salah satunya melalui imunisasi. Inilah mengapa pemerintah berkomitmen memberikan imunisasi HPV sebagai bagian dalam upaya pencegahan dalam penyebaran kanker leher rahim,” katanya.
Sebagai upaya percepatan, kada dia pemberian imunisasi gratis yang terintegrasi dengan Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS) bagi anak perempuan usia 11 dan 12 tahun kelas 5 dan 6 atau setara. Cakupan imunisasi HPV sudah cukup baik saat ini. Namun, bukan tanpa tantangan. Sosialisasi yang belum maksimal menjadi salah satu tantangan yang perlu kita atasi bersama.
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali, Dr. dr. I Nyoman Gede Anom, M.Kes mengatakan, dengan pelaksanaan edukasi hari ini, pihaknya berharap pelaksanaan Pogram Kejar imunisasi HPV di seluruh kabupaten kota di wilayah Bali dapat terlaksana dengan baik dan mencapai akses cakupan yang tinggi dan merata. Sebagai tindak lanjut dari kegiatan edukasi hari ini, puluhan siswi kelas IX SMP Dwijendra menerima imunisasi HPV sebagai langkah awal untuk kejar imunisasi HPV di wilayah Bali.
Managing Director MSD Indonesia, George Stylianou mengatakan, sebagai mitra aktif Kementerian Kesehatan, MSD Indonesia menggagas kampanye edukasi kesehatan ‘Tenang untuk Menang’. Kampanye ini menjadi salah satu upaya kolaboratif, yang bertujuan untuk meningkatkan pemahaman masyarakat akan pentingnya pencegahan kanker leher rahim, salah satunya melalui imunisasi HPV, yang dalam jangka panjangnya dapat memberikan dampak bagi kualitas kesehatan generasi muda Indonesia. “Melalui kampanye ini besar harapan kami bahwa setiap langkah kecil yang dilakukan dapat memberikan ketenangan. Sehingga bersama-sama kita bisa menang melawan penyebaran kanker leher rahim di Indonesia,” terangnya. *wid