Denpasar (bisnisbali.com) – Pemerhati ekonomi Prof. Dr. IB. Raka Suardana, M.M. menjabarkan berdasarkan data empiris selama setahun terakhir, perekonomian Indonesia dan Bali menunjukkan tren positif yang diproyeksikan berlanjut hingga tahun 2025.
“Pemerintah Indonesia menargetkan pertumbuhan ekonomi sebesar 5,2 persen pada thn 2025, dengan defisit anggaran terhadap PDB sebesar 2,53 persen,” katanya di Denpasar, Senin (9/12).
Prof. Raka yang juga sebagai Dekan FEB Undiknas University ini mengatakan, Bank Indonesia (BI) memperkirakan pertumbuhan ekonomi nasional akan berada dalam rentang 4,8 persen hingga 5,6 persen pada tahun mendatang. Sementara itu, United Overseas Bank (UOB) memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 5,3 persen pada 2025, didukung oleh konsumsi rumah tangga dan investasi sebagai pendorong utama.
Di tingkat regional, Pemprov Bali menargetkan pertumbuhan ekonomi sebesar 5,7 persen pada tahun 2025, dengan laju inflasi dijaga di kisaran 2,5 persen ± 1 persen. BI Kpw Bali memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Bali berada dalam rentang 5,0 persen hingga 5,8 persen pada tahun yang sama. Untuk mencapai target tersebut, kata Raka Suardana, BI Bali telah memetakan empat strategi utama, termasuk penguatan sektor pariwisata, diversifikasi ekonomi, peningkatan investasi, dan pengembangan sumber daya manusia.
Ada beberapa faktor yang diperkirakan mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia dan Bali pada tahun 2025. Itu antara lain pertama, konsumsi rumah tangga. Menurutnya, sebagai komponen utama PDB, konsumsi rumah tangga diharapkan tetap kuat, didukung oleh peningkatan pendapatan dan daya beli masyarakat.
Kedua, investasi. Pemerintah berkomitmen untuk meningkatkan investasi, baik domestik maupun asing, melalui perbaikan iklim usaha dan penyederhanaan regulasi.
Ketiga dari sisi pariwisata, Bali, sebagai destinasi wisata utama, diharapkan mengalami pemulihan sektor pariwisata yang signifikan, seiring dengan peningkatan kunjungan wisatawan domestik dan mancanegara.
Keempat diversifikasi ekonomi. Upaya diversifikasi ekonomi, terutama di Bali, akan difokuskan pada pengembangan sektor pertanian, industri kreatif, dan ekonomi digital untuk mengurangi ketergantungan pada pariwisata.
Lebih lanjut ia yang juga Regional Chief Economist (RCE) BNI Wil.8 ini menerangkan, meskipun proyeksi pertumbuhan menunjukkan optimisme, terdapat beberapa tantangan yang perlu diantisipasi, seperti dinamika ekonomi global, fluktuasi harga komoditas, dan potensi bencana alam yang dapat mempengaruhi stabilitas ekonomi. Oleh karena itu, diperlukan kebijakan yang adaptif dan responsif untuk menjaga momentum pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
“Secara keseluruhan, dengan strategi dan kebijakan yang tepat, perekonomian Indonesia dan Bali diharapkan dapat mencapai target pertumbuhan yang telah ditetapkan pada tahun 2025, memberikan dampak positif bagi kesejahteraan masyarakat dan pembangunan nasional,” ucap Prof. Raka Suardana. *dik