Rabu, Desember 4, 2024
BerandaPariwisataTantangan Pariwisata di Tanah Air, Salah Satunya Isu Keberlanjutan Lingkungan

Tantangan Pariwisata di Tanah Air, Salah Satunya Isu Keberlanjutan Lingkungan

BISNISBALI.com –  Sektor pariwisata terus menunjukkan tren positif. Periode Januari hingga September 2024 tercatat jumlah wisatawan mancanegara telah mencapai 10,3 juta kunjungan. Sementara wisatawan nusantara mencapai angka 757,96 juta pergerakan. Kualitas pariwisata juga meningkat, ditandai peningkatan peringkat Travel and Tourism Development Index (TTDI) oleh World Economic Forum. Indonesia kini berada di peringkat 22 dari 119 negara, peringkat ke-6 di Asia Pasifik, dan ke-2 di ASEAN.

Meski capaian ini patut diapresiasi, Menteri Pariwisata (Menpar) Widiyanti Putri Wardhana dalam keterangannya menjelaskan, pariwisata Indonesia masih memiliki banyak tantangan ke depan. “Hal-hal seperti kebersihan destinasi, kesiapan infrastruktur, hingga isu keberlanjutan lingkungan masih menjadi pekerjaan rumah yang perlu perhatian bersama,” ungkap Widiyanti Putri Wardhana.

Menjelang momen libur Natal 2024 dan Tahun Baru 2025, ia mengajak para pelaku industri dan asosiasi pariwisata tanah air untuk mempersiapkan dan memastikan segala aspek pendukung dengan baik untuk dapat menghadirkan pengalaman terbaik bagi wisatawan.

“Kita harus mempersiapkan segala aspek secara matang agar dapat menjamin keselamatan, kenyamanan, dan kelancaran perjalanan wisatawan,” ujar Widiyanti.

Libur Natal 2024 dan Tahun Baru 2025, menurutnya, merupakan salah satu momen terbesar yang mendukung pergerakan wisatawan. Data Kementerian Perhubungan menyebutkan, saat libur Natal 2024 dan Tahun Baru 2025 diprediksi akan ada 110,67 juta pergerakan masyarakat.

Momen ini memberikan peluang besar bagi sektor pariwisata. Saya mengajak seluruh pelaku usaha untuk memastikan kesiapan akomodasi, transportasi, dan destinasi selama periode tersebut, sehingga dapat memberikan pengalaman terbaik bagi wisatawan nusantara dan wisatawan mancanegara saat berlibur di Indonesia.

“Hari ini menjadi kesempatan bagi kami untuk mendengar langsung tantangan, ide, dan peluang kolaborasi yang bisa kita bangun bersama demi kemajuan pariwisata nasional. Membuka peluang kolaborasi program yang lebih luas, intensif, dengan seluruh pelaku industri dan asosiasi pariwisata,” ujar Menpar.

Sementara Wakil Menteri Pariwisata Ni Luh Puspa menambahkan, pemerintah menaruh perhatian besar untuk memberikan pengalaman terbaik bagi wisatawan saat momen libur Natal 2024 dan Tahun Baru 2025. Mulai dari keamanan dan keselamatan di destinasi wisata, juga terkait pungutan liar yang masih kerap ditemukan di lapangan.

“Dalam waktu dekat ini Kementerian Pariwisata akan melakukan visitasi sebelum libur Natal 2024 dan Tahun Baru 2025. Kami juga akan mengeluarkan surat edaran terkait dengan kesiapan jelang Natal 2024 dan Tahun Baru 2025 dan kami akan visitasi destinasi-destinasi termasuk atraksinya untuk memastikan keamanan dan lainnya,” paparnya.

Ia memastikan, Kementerian Pariwisata akan memaksimalkan fungsi Manajemen Krisis Kepariwisataan selama libur Natal 2024 dan Tahun Baru 2025. “Mudah-mudahan ini bisa terus diaktifkan ketika terjadi krisis termasuk bencana alam dan lain sebagainya di destinasi wisata. Jadi nanti kami juga mohon dukungan data dan lain sebagainya,” harap Wamenpar.

SPlt. Deputi Bidang Industri dan Investasi Kementerian Pariwisata, Rizki Handayani, menjelaskan, dalam audiensi yang dihadiri lebih dari 20 perwakilan asosiasi mulai dari GIPI, ASPPI, PHRI, ASITA, ASTINDO dan lainnya. “Pertemuan seperti ini, Ibu Menteri sudah mengarahkan, agar diadakan secara rutin. Mungkin nanti akan ada pertemuan yang sifatnya tematik seperti pertemuan yang khusus membahas kunjungan wisatawan atau kaitannya dengan tata kelola industri,” ujar Rizki Handayani. *rah

Berita Terkait
- Advertisment -

Berita Populer