BISNISBALI.COM – Pertanian rumput laut di Bali, salah satunya di Nusa Lembongan masih memiliki potensi besar untuk dikembangkan. Karenanya, bank ikut serta mendukung petani rumput laut dengan pemberian sarana dan prasarana (sarpras) budidaya hingga kemudahan KUR bagi petani.
Lewat KUR dengan bunga ringan dan jangka waktu yang bersahabat akan menjaga petani rumput laut tetap berproduksi.
Ketua Kelompok Budidaya Rumput Laut Kerthi Darma I Kadek Lulus menuturkan, sangat terbantu dengan bantuan sarana prasarana budidaya yang diberikan BRI berupa tali dan jaring. Bantuan ini memang sangat dibutuhkan petani mengingat berbudidaya rumput laut memang telah menjadi sumber penghidupan bagi masyarakat di Nusa Lembongan khususnya Klaster Kerthi Darma.
Menurutnya, rumput laut saat ini berkembang cukup baik didukung dengan cuaca yang baik juga. Panen yang dilakukan setiap 35 hari sehingga petani bisa panen 5 kali dalam setahun. Hasil panen kemudian dikeringkan dan dijual ke pengepul dengan harga Rp13 ribu – Rp15 ribu per kg kering.
Namun tidak semua hasil panen dijual, hanya 50 persen yang dijual dan 50 persen dijadikan bibit kembali sehingga lebih hemat biaya bibit. Menurutnya, hasil rumput laut dikirim ke Kusamba, Klungkung dan Surabaya, serta ada juga yang diekspor.
Selain bantuan sarana dan prasarana produksi, diakui, petani rumput laut di klasternya juga diberikan bantuan pelatihan guna meningkatkan pengetahuan dan produktivitas pertanian. Anggota Klasternya juga sangat terbantu dengan Kredit Usaha Rakyat (KUR) . “Bunganya sangat ringan bahkan saat pandemi untuk membayar cicilan kami tidak terlalu kesulitan,” ujarnya.
KUR BRI juga sangat membantu pengembangan usahanya sehingga dapat bertahan hingga sekarang. Hasil dari penjualan rumput laut juga langsung masuk ke tabungannya yaitu Simpedes.
Ia mengungkapkan budidaya rumput laut telah dilakoni secara turun temurun bahkan dari kegiatan usaha ini mampu memenuhi kebutuhan sehari-hari rumah tangga petani dan menyekolahkan anak -anaknya.
“Hasil dari bertani rumput laut ini cukup besar makanya sampai bisa menghidupkan keluarga dari nenek moyang kami sampai sekarang,” ujarnya.
Pada beberapa periode sebelumnya, harga rumput laut sempat jatuh sehingga petani vakum selama empat tahun. Namun saat pandemi Covid-19 melanda yang mana sektor pariwisata di Nusa Lembongan terpukul, menyebabkan masyarakat kembali bertani rumput laut. Bahkan harga rumput laut cukup baik sehingga dampak pandemi covid-19 secara ekonomi hampir tidak terasa oleh masyarakat.
Untuk memudahkan dalam mengelola petani, klaster- klaster petani dibentuk, salah satunya Klaster Kerthi Darma. Beranggotakan sebanyak 25 anggota yang mengelola masing -masing lahan 5-7 are. “Kelompok ini sebenarmya sudah ada sejak lama. Namun kami mulai aktif kembali sejak beberapa tahun terakhir. Kebetulan saat itu prospek rumput laut sangat bagus . Sehingga 80 persen petani terjun lagi ke rumput laut,” ungkapnya.
BRI Regional Office Denpasar mendukung sektor pertanian khususnya pertanian rumput laut di Nusa Lembongan. Melalui Branch Office BRI Semarapura, dukungan tersebut diwujudkan dengan pemberian sarana dan prasarana budidaya hingga kemudahan KUR bagi petani.
Regional CEO BRI Denpasar, Hery Noercahya mengungkapkan, bantuan sarana prasarana dan pelatihan yang diberikan oleh BRI merupakan wujud dukungan BRI terhadap usaha pertanian, khususnya rumput laut. “Dengan bantuan ini kami harapkan para petani lebih produktif dan kreatif sehingga hasil pertanian dan perekonomian petani dapat meningkat. *dik