Kamis, November 28, 2024
BerandaPariwisataRelaksasi Kebijakan Jadi Angin Segar Sektor Pariwisata

Relaksasi Kebijakan Jadi Angin Segar Sektor Pariwisata

BISNISBALI.com – Pemerintah mengapresiasi seluruh upaya sinergi dan koordinasi untuk mengakselerasi pergerakan wisatawan terutama menjelang libur Natal 2024 dan Tahun Baru 2025 termasuk penyesuaian atau penurunan harga tiket pesawat dalam negeri. Menteri Pariwisata (Menpar) Widiyanti Putri Wardhana, dalam keterangannya Rabu (27/11/2024) mengungkapkan, relaksasi kebijakan diperlukan sebagai angin segar bagi masyarakat dan sektor pariwisata terlebih saat menyambut libur Natal dan tahun baru.

“Sinergi dan koordinasi terus dilakukan dengan Menko Perekonomian, Menko Infrastruktur, dan Tim Satgas dalam dua pekan terakhir ini. Tim bekerja keras dan solid agar harga tiket, Insya Allah, bisa lebih terjangkau oleh publik saat libur Natal dan tahun baru ini,” kata Widiyanti.

Kebijakan penyesuaian harga tiket pesawat diharapkan dapat diberlakukan ke seluruh tujuan di Indonesia, termasuk destinasi wisata. Karenanya relaksasi kebijakan ini diperlukan untuk mendukung para pelaku industri pariwisata di Indonesia agar dapat menawarkan paket perjalanan wisata yang menarik dan dengan harga yang lebih terjangkau.

Sebelumnya, Kementerian Pariwisata (Kemenpar) telah menyiapkan sejumlah strategi untuk memaksimalkan pergerakan wisatawan nusantara (wisnus) dan wisatawan mancanegara (wisman) menjelang libur Natal 2024 dan tahun baru 2025. Wakil Menteri Pariwisata (Wamenpar) Ni Luh Puspa mengungkapkan, ada lima strategi yang akan dijalankan untuk memperkuat pergerakan wisatawan selama libur Natal dan tahun baru.

Strategi mencakup penyusunan dan sosialisasi Surat Edaran Menteri Pariwisata tentang penyelenggaraan kegiatan wisata yang aman, nyaman, dan menyenangkan pada saat perayaan Natal 2024 dan tahun baru 2025 dengan kolaborasi stakeholder terkait dan pemerintah daerah seluruh Indonesia.

“Surat edaran ini akan disebarkan ke Kepala Daerah khususnya Dinas Pariwisata di 38 provinsi, juga kepada asosiasi usaha pariwisata dan pengelola wisata. Dan kami akan menggelar rapat koordinasi di awal Desember 2024 setelah surat edaran ini disebarluaskan untuk memastikan kesiapan dari seluruh stakeholder terkait,” ujarnya.

Langkah berikutnya, Kemenpar akan melakukan visitasi destinasi wisata menjelang libur Natal 2024 dan tahun baru 2025 di beberapa lokasi yang diperkirakan berpotensi untuk dipadati wisatawan. “Saat ini kami terus memetakan destinasi mana saja yang perlu perhatian seperti destinasi pantai di Banten, kalau di Jakarta ada Ancol, Taman Safari di Puncak, kemudian di Bali kita lihat bagaimana kesiapan bandaranya untuk memastikan kedatangan wisatawan bisa berlangsung dengan aman dan nyaman,” kata Wamenpar.

Tak hanya itu, Kemenpar bekerja sama dengan para mitra merancang promo-promo Natal dan tahun baru serta menawarkan paket-paket wisata untuk menarik minat wisatawan berlibur ke Indonesia.  Amplifikasi kampanye JAJAN #DiIndonesiaAja (Jalan-Jalan Akhir Tahun #DiIndonesiaAja) juga dilakukan. Amplifikasi kampanye tersebut akan dilakukan di beberapa platform digital seperti media sosial dan website Kemenpar yang memuat informasi berupa promo, inspirasi event, rekomendasi destinasi akhir tahun, dan juga informasi terkini.

“Dan di Desember 2024 sampai dengan Januari 2025 masih ada event-event yang kami harap bisa meningkatkan pergerakan wisatawan. Dimana ada 10 event daerah, 3 event nasional, dan 4 event internasional,” kata Wamenpar.

Selama momen libur Natal 2024 dan tahun baru 2025 potensi ekonomi dari pergerakan wisnus diperkirakan mencapai Rp117,3 triliun. Dengan estimasi jumlah wisnus pada Desember 2024 sebesar 78,2 juta perjalanan.  Sementara untuk potensi ekonomi dari pergerakan wisman diproyeksi mencapai Rp22,55 triliun – Rp29,2 triliun. Dengan perkiraan optimis mencapai 1,02 juta -1,325 juta di bulan Desember 2024.

Atraksi wisata yang paling dominan dikunjungi oleh wisatawan yakni daerah pantai, danau, laut sebesar 58,6 persen, kemudian pusat kuliner sebesar 54,8 persen, pegunungan atau perbukitan sebesar 50 persen, kebun binatang dan taman rekreasi 33,9 persen, dan desa wisata 28,4 persen.

Kendati demikian, momentum libur Natal 2024 dan tahun baru 2025 juga memiliki tantangan seperti kemacetan, perubahan cuaca, kenaikkan harga barang dan jasa, kebersihan, adanya pungli, dan bencana alam erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki di NTT yang sampai saat ini kondisinya masih berstatus awas.

Untuk itu, Wamenpar mengajak semua pihak untuk memperkuat kolaborasi antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan sektor swasta untuk memastikan libur Natal dan tahun baru ini bisa berjalan dengan lancar.

“Dan kami harapkan momen ini dapat menjadi penggerak signifikan dalam pertumbuhan ekonomi nasional sekaligus juga memperkuat citra pariwisata Indonesia dalam mewujudkan pengalaman berwisata di Indonesia aja yang nyaman, aman, dan tanpa hambatan,” ujarnya. *rah

Berita Terkait
- Advertisment -

Berita Populer