BISNISBALI.com – Meski wacana overtourism bagi pariwisata Bali itu mendapat bantahan, namun kemacetan dan sampah harus mendapat perhatian serius dan dievaluasi. Hal ini untuk mendorong keberlangsungan pariwisata Bali ke depan.
Wakil Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Bali I Gusti Ngurah Rai Suryawijaya di Denpasar, Kamis (21/11) mengatakan, persoalan Bali menjadi urutan pertama destinasi wisata yang tak direkomendasi oleh salah satu situs perjalanan dunia karena kemacetan Bali sudah menjadi sorotan. Termasuk pula kebersihan yang menjadi perhatian khusus yang dinilai dan juga keamanan.
“Jadi itu yang berdampak sangat negatif terhadap responden situs perjalanan Fodor’s itu. Nah, ini langkah-langkah atau solusi yang harus kita lakukan sekarang kan pemerintah, semua pejabat concern untuk politik saja sekarang ya,” katanya.
Menurut Rai Suryawijaya hal ini harus betul-betul diperhatikan karena ini pasti calon wisatawan akan berpikir ulang. “Kenapa tidak direkomendasikan Bali itu padahal Bali masih menduduki 10 besar destinasi pariwisata,” ujarnya.
Dulu kata dia, Bali nomor satu destinasi terbaik di dunia, sekarang posisi sudah tergantikan oleh Dubai dan kemudian baru Bali, London, Paris dan Yunani. Ini menurutnya menjadi persoalan, terlebih parwisata menjadi leading sektor perekonomian Bali yang hampir 60 persen masyarakat tergantung dari sektor tersebut.
Maka dari itu PHRI mengimbau terus bekerja berkolaborasi baik dengan pemerintah Industri atau swasta dan begitu juga masyarakat dan termasuk tamu-tamu untuk menjaga Bali ini jadi merawat dan melestarikan serta menjaga untuk mengembalikan Bali menjadi Bali bersih aman Lestari dan indah.
Dia juga menyangkal jika Bali disebut overtourism. Menurutnya pariwisata Bali saat ini hanya berkonsentrasi di satu daerah yaitu Selatan. Padahal daerah lain seperti timur, barat dan utara masih bisa dikembangkan. *wid