Denpasar (bisnisbali.com)-Harga daging ayam potong mengalami kenaikan mencapai Rp40.000 per kilogram dari biasanya Rp35.000 per kilogram. Kenaikan harga daging ayam di pasaran disebabkan oleh berkurangnya populasi ayam di Bali yang membuat harga di peternak tinggi.
Hal tersebut diungkapkan oleh Ketua Perhimpunan Insan Perunggasan Rakyat (Pinsar) Indonesia Bali, I Wayan Eka Murka saat diwawancarai, Senin (11/11). Dia mengatakan, harga ayam di peternak saat ini mencapai Rp25.000 per kilogram berat hidup. Sebelumnya harga ayam di peternak mencapai Rp17.000 hingga Rp18.000 per kilogram.
Demikian kata Eka Murka, turunnya populasi ayam di Bali saat ini dikarenakan kerugian yang dialami peternak sebelumnya. Meruginya peternak dikarenakan harga ayam sebelumnya begitu rendah yakni Rp17.000 hingga Rp18.000 per kilogram. Sementara untuk break event point (BEP) ternak ayam mencapai Rp20.500 pr kilogram.
Dilihat dari day out chicken (doc) yang masuk, populasi ayam saat ini sekitar 3-4 juta ekor dari biasanya 4-5 juta ekor. “Ada penurunan sekitar 20-30 persen populasi (ayam potong) di Bali,” katanya.
Kerugian yang dialami ini membuat peternak tidak mampu memproduksi kembali dan memilih berhenti beternak sementara waktu. Untuk daging ayam yang disuplai dari Jawa, kata dia juga mengalami penurunan. “Daging ayam dari Jawa tetap ada masuk, namun tidak seperti sebelumnya,” ujar dia.
Selain itu, permintaan ayam di Bali saat ini dikatakannya cukup tinggi. Hal ini dikarenakan banyaknya penyelenggaraan upacara di Bali, terutama untuk pernikahan.
Sementara itu, berdasarkan data harga pasar dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kota Denpasar, harga daging ayam saat ini rata-rata mencapai Rp39.000 hingga Rp40.000 per kilogram. Harga tersebut terjadi di semua pasar yang menjadi obyek amatan, diantaranya, Pasar Badung, Pasar Kereneng, Pasar Agung dan Pasar Nyanggelan. Sebulan sebelumnya harga daging ayam rata-rata masih Rp35.000 per kilogram. *wid