Jumat, November 8, 2024
BerandaBaliTabananDaging Babi dan Kopi Picu Inflasi di Tabanan

Daging Babi dan Kopi Picu Inflasi di Tabanan

BISNISBALI.com – Inflasi tahunan di Kabupaten Tabanan pada Oktober 2024 tercatat sebesar 2,31 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 108,82. Capaian tersebut mengalami penurunan secara y-on-y dari bulan sebelumnya yang berada di posisi 2,98 persen.

Kepala Bagian Perekonomian dan Sumber Daya Alam Kabupaten Tabanan, Made Hari Sujana Rabu (6/11) mengungkapkan, pada Oktober 2024 Tabanan masih mengalami inflasi, namun capaian secara y-on-y mengalami penurunan.

“Meski turun, capaian inflasi Tabanan ini masih di atas dari capaian inflasi Singaraja sebesar 1,71 persen dengan IHK sebesar 106,50 sekaligus menjadi inflasi terendah dari daerah amatan di Bali pada bulan Oktober 2024. Periode yang sama inflasi tertinggi diduduki oleh Denpasar,” tutur Hari Sujana.

Inflasi disumbang oleh naiknya harga komoditas seperti kelompok makanan, minuman dan tembakau sebesar 4,66 persen, kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 0,66 persen, kelompok kesehatan sebesar 2,30 persen, kelompok transportasi sebesar 0,97 persen, kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya sebesar 2,70 persen, kelompok pendidikan sebesar 2,25 persen, kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran sebesar 1,97 persen, dan kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 2,25 persen.

Sedangkan tiga kelompok pengeluaran lainnya tercatat mengalami penurunan indeks. Yakni, kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga sebesar 0,46 persen, kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 1,84 persen, kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 0,27 persen.

Di Tabanan untuk komoditas yang dominan memberikan andil terhadap inflasi di antaranya , kopi bubuk, daging babi, minyak goreng, canang sari, bawang merah, bawang putih, daging ayam ras, telur ayam ras, dan beberapa jenis sayuran. Kondisi yang berbeda ditunjukkan pada komoditas beras, bahan bakar rumah tangga, sabun detergen bubuk, bensin, cabai merah, mie kering instan, yang memberikan andil terhadap deflasi.

Komoditas penyumbang inflasi di bulan Oktober ini, hampir sama seperti bulan sebelumnya. Diantaranya, harga kopi dan harga babi yang masih mahal. Bahkan untuk harga babi, katanya pada Oktober lalu menjadi puncak lonjakan seiring dengan tingginya permintaan daging babi di Tabanan untuk dikirim ke Sulawesi.

Dalam menghadapi momen Natal dan Tahun Baru (Nataru) yang berpotensi mendongkrak inflasi, rencananya akan menggelar operasi pasar sebagai salah satu upaya dalam mengendalikan inflasi.

“Kegiatan operasi pasar, kami rencanakan dengan menggandeng pihak Bulog,” pungkasnya.*man

Berita Terkait
- Advertisment -

Berita Populer