Tabanan (bisnisbali.com)–Sejumlah petani di Kecamatan Selemadeg Timur (Seltim) tengah panen jagung saat ini. Satu hektar rata-rata berproduksi 7,4 ton jagung pipilan kering. Budi daya jagung tersebut di antaranya merupakan bantuan yang dialokasikan oleh Pemerintah Provinsi Bali melalui Dinas Pertanian Kabupaten Tabanan Tabanan seluas 1.000 hektar yang menyebar di sejumlah desa di Seltim.
Kepala Dinas Pertanian Tabanan I Made Subagia mengungkapkan, sentra pertanian di Kecamatan Seltim terdampak musim kemarau. Akan tetapi karena bagian dari kawasan pertanian di Seltim ini merupakan sawah tadah hujan maka tetap bisa berproduksi. Hanya, jenis tanaman yang dibudidayakan adalah jagung. Jenis tanaman ini menjadi komoditas yang selalu ditanam setiap musim kemarau.
“Tahun ini budi daya tanaman jagung di Kecamatan Selemadeg Timur dibantu oleh Pemerintah Provinsi Bali dalam bentuk benih seluas 1.000 hektar dan beberapa di antaranya ada yang dilakukan secara swadaya,” tuturnya, Selasa (22/10).
Dijelaskannya, selama musim panen jagung yang telah berjalan sejak sebulan terakhir, produktivitas yang didapat petani dari penghitungan ubinan rata-rata mencapai 7,4 ton per hektar kualitas pipilan kering. Jumlah ini mengalami penurunan dibandingkan hasil diperoleh pada tahun lalu yang mencapai 9,5 ton per hektar pipilan kering.
Pihaknya menduga penurunan hasil panen jagung kali ini dipicu oleh kekurangan pengairan selama budi daya. Hal itu pula yang menyebabkan waktu penanaman bibit jagung tidak bisa dilakukan serempak oleh petani di seluruh Seltim.
Sementara itu, pada musim panen ini harga jagung di tingkat petani ditransaksikan di kisaran Rp 2.700 per kilogram untuk kualitas tongkolan. Sementara harga jual jagung kualitas pipilan kering atau kering simpan berada di posisi Rp4.500 per kilogram. ”Kondisi harga relatif stabil di tengah musim panen atau melimpahnya produksi jagung saat ini,” pungkas Subagia. *man