Rabu, Oktober 30, 2024
BerandaBaliSerapan Pupuk Subsidi di Tabanan masih di Bawah 60 Persen

Serapan Pupuk Subsidi di Tabanan masih di Bawah 60 Persen

Serapan atau realisasi pupuk subsidi di Kabupaten Tabanan masih di bawah 60 persen dari kuota tahun ini.

Tabanan (bisnisbali.com)-Serapan atau realisasi pupuk subsidi di Kabupaten Tabanan masih di bawah 60 persen dari kuota tahun ini. Rendahnya serapan pupuk ditengarai akibat menunda tanam yang dilakukan sejumlah petani di tengah belum turunnya hujan pada musim tanam menjelang akhir 2024.

Sesuai data di Dinas Pertanian (Distan) Kabupaten Tabanan per September 2024, pupuk Urea dari total alokasi 8.898 ton realisasinya 4.348 ton atau sekitar 48,87 persen. Selanjutnya pupuk bersubsidi jenis NPK dari alokasi 9.125 ton terealisasi 4.261 ton atau 46,70 persen. Kemudian pupuk NPK formula khusus dari total alokasi 1.249 ton sudah terserap sebanyak 51.10 ton atau 6,05 persen.

Kepala Bidang Sarana dan Prasarana Dinas Pertanian Tabanan Drh. Ni Nyoman Ria Wati, Jumat (18/10), mengungkapkan secara keseluruhan realisasi pupuk bersubsidi belum menembus 60 persen. Salah satu penyumbangnya adalah serapan pupuk yang biasanya dalam jumlah besar pada musim tanam akhir tahun yang dimulai Oktober, saat ini hal itu belum terjadi. “Petani masih menunggu turun hujan untuk memulai tanam padi. Bila pada Oktober ini, November dan Desember turun hujan, petani akan melakukan penanaman. Saat ini baru berdampak pada serapan  pupuk,” tuturnya.

Dijelaskannya, serapan pupuk bersubsidi sangat dipengaruhi oleh kondisi cuaca. Selain itu, alokasi pupuk subsidi tahun ini yang didistribusikan dua kali oleh pemerintah pusat agak membingungkan sejumlah petani dalam melakukan penebusan. Meski demikian, serapan pupuk dipastikan tidak akan memengaruhi alokasi yang didapat pada tahun berikutnya. “Saat ini kami sedang mempersiapkan input RDKK (Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok Tani) untuk tahun 2025. Kami harapkan RDKK nanti bisa sesuai kebutuhan petani,” ujarnya.

Bercermin dari jumlah serapan pupuk subsidi yang terjadi saat ini, Ria Wati memprediksi hingga akhir tahun nanti alokasi akan menyisakan stok atau tidak habis terserap 100 persen. ”Selama ini memang tidak pernah serapan pupuk bersubsidi mencapai 100 persen. Maksimal serapannya di kisaran 80 persen dari kuota yang didapat,” pungkasnya. *man

Berita Terkait
- Advertisment -

Berita Populer