Denpasar (bisnisbali.com) -Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Bali optimistis kinerja industri perbankan di daerah ini akan mengalami pertumbuhan positif hingga akhir tahun. Proyeksi target tercapai dengan melihat pertumbuhan kredit maupun dana pihak ketiga (DPK) hingga Agustus 2024 serta kondisi ekonomi yang terus membaik meskipun terdapat tantangan dari ketidakpastian global.
Kepala OJK Bali, Kristrianti Puji Rahayu di Denpasar menerangkan, target penyaluran kredit di 2024 ini di kisaran Rp 133 triliunan yang diperoleh dari rencana bisnis bank (RBB) perbankan di Bali. Berdasarkan data pencapian kredit di Agustus 2024 telah mencapai 96,73 persen.
“Dengan melihat data kinerja perbankan yang tumbuh positif di Agustus, maka hingga akhir tahun yang tinggal beberapa bulan lagi tentu ada keoptimisan tercapai,” katanya.
Optimisme ini didasarkan pada pemulihan sektor pariwisata yang menjadi tulang punggung ekonomi Bali pasca-pandemi Covid-19, serta peningkatan kinerja perbankan di wilayah tersebut. Indikatordi sektor jasa keuangan Bali hingga Agustus 2024 menunjukkan hasil positif yang memunculkan keyakinan terhadap prospek pertumbuhan ekonomi ke depan.
Menurut Kristianti pertumbuhan kredit secara tahunan (year-on-year/yoy) mencapai 8 persen, sedangkan penghimpunan DPK tumbuh sebesar 15,84 persen. Pertumbuhan kredit didominasi oleh kredit investasi, kemudian diikuti kredit modal kerja.
Kristianti menjelaskan kedua jenis kredit ini sama-sama memiliki peran penting dalam mendorong pertumbuhan ekonomi. Selain itu, kredit bermasalah atau non-performing loan (NPL) sebesar 2,95 persen masih berada dalam batas aman, menandakan stabilitas sektor perbankan di Bali.
“Sektor usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) juga menjadi fokus penyaluran kredit perbankan,” terangnya.
Lebih dari 50 persen kredit perbankan di Bali dialokasikan untuk UMKM, dengan BPD Bali dan Bank BRI sebagai motor utama.
Sementara itu, penghimpunan DPK mencapai Rp275,53 triliun, yang didominasi tabungan 53,62 persen, kemudian deposito 29,3 persen, dan giro 17,08 persen. Tabungan perseorangan di bank umum menjadi pendorong utama dengan pertumbuhan tahunan sebesar 15,84 persen (yoy).
Direktur Pengawasan Lembaga Jasa Keuangan Ananda R. Mooy menambahkan keberadaan perbankan di Bali masih bagus.“PR kita adalah BPR agar bisa tetap sehat dan memberi kontribusi bagi daerah. Ada 130 BPR saat ini. Secara umum BPR saat ini aman,” jelas Nanda.*dik