Denpasar (bisnisbali.com)-Konsumsi listrik di Bali meningkat pada awal Oktober ini. Hal tersebut dilihat dari beban puncak mencapai 1.157,6 mega watt (MW). Beban puncak inipun tertinggi dilihat dari yang terjadi sepanjang tahun 2024 dan yang terjadi selama ini.
Berdasarkan data dari PLN Unit Induk Distribusi (UID) Bali, beban puncak tertinggi tiap tahunnya antara lain pada tahun 2020 beban puncak tertinggi sebesar 980 MW, tahun 2021 sebesar 771 MW, tahun 2022 sebesar 915 MW, dan tahun 2023 sebesar 1.075 MW.
General manager PT PLN (Persero) Unit Induk Distribusi (UID) Bali, I Gede Agung Sindu Putra saat diwawancarai, Rabu (16/10) mengatakan, sejak tahun 2020 hingga tahun 2023, PLN mencatatkan peningkatan konsumsi listrik pertahunnya rata – rata sebesar 3,55 persen. Sedangkan peningkatan konsumsi listrik tahun 2024 hingga awal Oktober ini cukup signifikan jika dibandingkan dengan periode yang sama di tahun sebelumnya.
Peningkatan ini diperkirakan karena adanya keselarasan dengan geliat perekonomian yang turut menunjukkan tren positif serta suhu udara yang cenderung naik beberapa minggu ini. Niaknya suhu udara kata dia berpengaruh terhadap peningkatan penggunaan AC. Secara kumulatif kata dia, hingga awal Oktober 2024, angka konsumsi listrik telah mencapai 5.353,63 GWh atau tumbuh sebesar 16,80 persen dibandingkan dengan bulan yang sama tahun 2023.
“Adanya peningkatan konsumsi listrik di pulau Bali dapat mengindikasikan perekonomian yang membaik. Dari data kami sektor Bisnis dan Rumah Tangga menjadi penyumbang tertinggi pada pertumbuhan pelanggan, dan komposisinya pun menjadi yang terbesar di Bali,” jelasnya.
Bali sebagai pusat pariwisata di Indonesia, menurutnya diyakini aktivitasnya akan terus meningkat dan bertumbuh yang nantinya akan berkontribusi pada perekonomian Bali. Dengan adanya pertumbuhan ini, Sindu menyampaikan, PLN akan berkomitmen untuk terus mendukung kebutuhan listrik yang andal dan berkualitas untuk masyarakat, guna mendukung pertumbuhan perekonomian Bali. *wid