Denpasar (bisnisbali.com)-Meski harga beras saat ini tidak semahal awal tahun lalu, permintaan beras SPHP (Stabilisasi Pasokan Harga Pasar) atau beras Bulog tetap tinggi. Hal ini nampak dari data penyaluran beras SPHP setiap bulannya, khususnya untuk kemasan 5 kilogram.
Berdasarkan data dari Bulog Wilayah Bali, pada Januari 2024, beras SPHP yang disalurkan mencapai 493.355 kilogram, Februari 1.001.315 kilogram, Maret 939.240 kilogram, April 882.610 kilogram, Mei 933.910 kilogram dan Juni 641.940 kilogram. Kemudian Juli melonjak lagi 1.531.400 kilogram, Agustus 1.284.400 kilogram, dan hingga pertengahan September beras SPHP yang disalurkan mencapai 603.980 kilogram.
Secara total penyaluran beras SPHP dari Januari hingga pertengahan September mencapai 8.371.855 kilogram. Asisten Manajer Pelayanan Publik Bulog Bali, Dewa Ayu Widiastuti mengatakan, target penyaluran beras SPHP di Bali hingga akhir tahun nanti mencapai 10.200.000 kilogram. “Jika dilihat dari total keseluruhan penyaluran hingga pertengahan September ini sudah sebesar 82,95 persen,” katanya saat diwawancarai, Minggu (29/9).
Beras SPHP ini menjadi pilihan masyarakat terutama disaat harga beras melambung. Meski saat ini harga sudah cenderung menurun, tidak semahal awal tahun lalu, permintaan beras SPHP diakuinya tetap tinggi.
Selisih harga beras SPHP dengan harga beras komersil di pasaran cukup tinggi. Harga Eceran Tertinggi (HET) beras SPHP mencapai Rp12.500 per kilogram untuk kemasan 5 kilogram. Sementara beras komersil, Rp15.000 per kilogram untuk jenis beras medium atau lokal dan Rp16.000 per kilogram untuk jenis premium.
Penyaluran beras SPHP ini dikatakannya terus berlangsung, terlebih di tengah Hari Raya Galungan dan Kuningan saat ini. Hal tersebut dimaksudkan untuk mengantispasi lonjakan harga beras di pasaran. *wid