Tabanan (bisnisbali.com)-Menjelang Hari Raya Galungan, harga cabai merah keriting yang dijual sejumlah pedagang pasar tradisional di Kabupaten Tabanan ditransaksikan turun atau merosot. Pada perdagangan minggu lalu, harga salah satu hasil pertanian ini ditransaksikan di posisi Rp40.000 per kilogram, namun pekan ini turun ke level Rp30.000 per kilogram atau merosot 25 persen.
Monitoring harga yang dilakukan Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Tabanan mencatat, penurunan harga cabai merah keriting berbarengan dengan komoditas kol yang merosot ke posisi Rp5.000, wortel Rp18.000 dan kentang Rp20.000 per kilogram. Sebaliknya, komoditas cabai rawit merah dan cabai rawit hijau sama-sama diperdagangkan naik ke posisi Rp50.000 per kilogram atau meningkat 25 persen dibandingkan perdagangan minggu lalu.
Sementara beras, minyak goreng dan daging babi yang sebelumnya diwaspadai oleh Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Tabanan karena berpotensi menyumbang inflasi pada momen Galungan, saat ini masih diperdagangkan di posisi stabil. Beras premium dijual Rp16.000 per kilogram, beras medium Rp14.000 per kilogram, minyak goreng Rp18.000 per kilogram dan daging babi Rp90.000 per kilogram.
Salah seorang petani cabai di Banjar Bangah, Kecamatan Baturiti, Nyoman Sudiasa, saat dimintai konfirmasinya, Rabu (18/9), membenarkan bahwa harga salah satu hasil pertanian tersebut tengah merosot. Penurunan harga tidak hanya terjadi pada cabai merah keriting, tapi juga pada harga cabai merah besar. “Sejak tiga minggu terakhir harga mengalami tren menurun. Cabai merah keriting merosot ke posisi Rp30.000 per kilogram, sedangkan cabai merah besar Rp27.000 per kilogram,” bebernya.
Ia menduga penurunan harga tersebut diakibatkan oleh melimpahnya pasokan seiring meningkatnya produksi di tingkat petani saat ini. Bercermin dari kondisi itu, pihaknya memprediksi pada H-3 Galungan nanti meski dibarengi meningkatnya permintaan konsumen akan cabai, kemungkinan harga maksimal naik ke posisi Rp35.000 per kilogram.
“Harga cabai sekarang ini masih tetap menguntungkan petani karena di atas BEP. Namun, keuntungan tidak sebanyak seperti beberapa bulan lalu yang sempat menembus harga Rp80.000 per kilogram,” kilah Sudiasa. *man