Jumat, November 22, 2024
BerandaBaliDesa Batuan Gelar Upacara Ngaben, Nyekah Massal dan Nilapati

Desa Batuan Gelar Upacara Ngaben, Nyekah Massal dan Nilapati

 

Gianyar (Bisnis Bali.com) –
Desa Adat Batuan, Kecamatan Sukawati, Gianyar menggelar upakara Pitra Yadnya Ngaben massal pada hari sabtu 7 september 2024, dan Mamukur/Nyekah masal serta Nilapati pada Sukra Pon Julungwangi, Jumat (13/9) hingga Sabtu (14/9). Nilapati digelar sebagai puncak prosesi penyucian serta peningkatan roh leluhur dan menjadi tahapan terakhir dari rangkaian upacara Pitra Yadnya Ngaben Massal.
Ketua Umum Panitia Karya Pitra Yadnya, I Wayan Sudha seizin Bendesa Adat Batuan I Nyoman Megawan mengungungkapkan prosesi ini diikuti sebanyak 104 Puspa Sekah dan 1 Sangge Bhatara Lingga. Nilapati digelar dengan harapan Hyang Pitara dapat menyatu dengan Brahman. Menyatu dengan sang pencipta atau disebut dengan moksa. “Karena sesungguhnya tujuan agama Hindu adalah Moksartham Jagadhita ya Ca Iti Dharma,” ucapnya.
Dalam pelaksanaan upacara Nilapati, daksina linggih yang menyimbolkan Bhatara Hyang akan dipralina dengan cara membakarnya. Kemudian abunya dimasukkan ke dalam bungkak nyuh gading lalu ditanam di belakang palinggih Rong Tiga.
Hal ini menyimbolkan bahwa Dewa Pitara atau Hyang Pitara dijadikan konsep menuju nol atau kosong (sunia). Maka Bhatara Hyang yang telah disucikan kini dilinggihkan atau ditempatkan di ruang paling tengah dari palinggih Rong Tiga. “Dengan harapan Hyang Pitara bisa menyatu dengan Brahman,” ujar pensiunan ASN Pemkab Gianyar ini.
Rangkaian prosesi Nilapati dimulai dari Ngangkid di Pantai Purnama yang dipuput oleh Ida Pandita Mpu Kidul Dwija Maha Sidhi Manik Mas Griya Sakti Kidul Pancaka Tirta Manik Mas Batuan. Dilanjutkan dengan Ngajum Sekah di Bale Peyadnyan, jaba sisi Pura Dalem Alas Arum; Nunas Toya Ning di Pura Beji; mendak Lembu, Ngaub Puspa lan Mepetik, Mapurwadhaksina. Selanjutnya Puspa munggah ring Petak dipuput 4 sulinggih.
Setelah itu dilaksanakan Pengaskara, Puja Pitra, Pemrelina, Ngeliwet yang dipuput 3 sulinggih. “Malamnya dilakukan mrelina Sekah atau Ngeseng, ngambe lan ayaban Sekah Tunggal,” jelasnya. Di sela menanti prosesi penganyutan ke Pantai Purnama, Desa Adat Batuan mengundang pelawak Celekontong Mas untuk menghibur krama.
Runtutan acara Pitra Yadnya sebelumnya telah berlangsung puncak Ngaben Massal yang diikuti 30 sawa pada Saniscara Paing Warigadean, Sabtu (7/9) sedangkan upacara nyekah diikuti oleh 104 puspa dan nilapati 108 puspa. Dalam proses pembakaran, Ngaben Massal di Desa Adat Batuan tidak menggunakan petulangan mewah berupa Lembu, Singa atau bentuk lainnya. Melainkan hanya Bebean, petulangan sederhana. “Pertimbangannya melihat filosofi kesetaraan dan kebersamaan. Tempat pembakaran itu juga tidak merupakan suatu keharusan dibuat besar. Kalau pribadi silahkan, karena ini namanya massal, bersama-sama biar ada kesetaraan. Kebersamaan. Tujuan kita kan untuk kebersamaan, menekan ego,” jelas Sudha.
Dalam hal pendanaan, Upacara Pitra Yadnya ini dibiayai sebagian besar dari Desa Adat Batuan yang setiap harinya ramai dikunjungi turis. Kompisisi, 50 persen dana desa adat; 30 persen dana LPD Batuan, sisanya pengarep dan punia dari pemerintah maupun swasta. Perkiraan biaya yang dihabiskan sekitar Rp 300 juta. “Desa menyiapkan dana hampir mendekati Rp 300 juta lebih,” jelasnya.
Tokoh Masyarakat Desa Batuan, yang juga Anggota DPRD Gianyar, Putu Gede Pebriantara menyampaikan memberikan apreasiasi kepada prajuru desa adat yang telah menggelar Pitra Yadnya secara massal yang sangat membantu masyarakat Khususnya di Desa Batuan. “Kami menyampaikan terima kasih kepada Pemerintah Kabupaten Gianyar telah membantu kegiatan Upacara Pitra Yadnya di Desa Batuan dengan total dana Rp 90 juta,” ucapnya. * kup

Rangkaian upacara nyekah massal di Desa Adat Batuan.

Berita Terkait
- Advertisment -

Berita Populer