Sabtu, November 23, 2024
BerandaEkonomi dan BIsnisPemerintah Dorong Pertumbuhan Ekonomi Melalui Sektor Ritel

Pemerintah Dorong Pertumbuhan Ekonomi Melalui Sektor Ritel

Konsumsi rumah tangga telah berkontribusi hingga 54 persen dari perekonomian nasional pada kuartal kedua tahun ini. Oleh karenanya, Pemerintah mendukung program para pengusaha ritel untuk belanja di dalam negeri.

BISNISBALI.com – Pemerintah mendorong pertumbuhan ekonomi nasional dengan peningkatan pendapatan di sektor ritel. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, konsumsi rumah tangga telah berkontribusi hingga 54 persen dari perekonomian nasional pada kuartal kedua tahun ini. Oleh karenanya, Pemerintah mendukung program para pengusaha ritel untuk belanja di dalam negeri.

“Pertumbuhan perekonomian nasional harus bisa lebih tinggi dari 5 persen, salah satu yang bisa digenjot adalah kue yang besar, yakni konsumsi rumah tangga yang kontribusinya 54 persen,” ujar Airlangga, Rabu (28/8).

Dengan mendukung program belanja di dalam negeri, kata Airlangga, setidaknya masyarakat berkontribusi dalam mendongkrak pembelian. Dilansir dari antara di Denpasar, Airlangga menyebutkan, semua produk dari luar negeri sudah bisa didapatkan di Indonesia, sehingga masyarakat tidak perlu lagi belanja di negara lain.

“Pemerintah mendukung program belanja di Indonesia saja, kalau kita bisa mendapatkan setengahnya saja, belanja orang Indonesia yang pergi ke luar negeri, maka itu akan mendongkrak pembelian,” katanya.

Sebelumnya, jumlah ritel yang terdapat di suatu negara dapat menjadi salah satu indikator pertumbuhan ekonomi nasional. Berdasarkan laporan World Bank pertumbuhan sektor konsumsi atau ritel di Indonesia terus tumbuh sejak 2022. Mal di Indonesia termasuk dalam jajaran pusat perbelanjaan yang terbaik dan modern khususnya pada wilayah Jakarta. “Berapa jumlah Alfamarat, Indomaret, Ace Hardware, itu menjadi indikator ekonomi nasional. Berapa outlet daripada iBox, itu juga jadi indikator daya beli ritel kita,” ujar Airlangga.

Setor ritel di Jakarta kuat lantaran pendapatan per kapitanya sudah melewati jebakan pendapatan kelas menengah atau middle income trap. Rata-rata pendapatan di Jakarta, telah mencapai 20.000 dolar AS atau Rp300 juta per tahun. Hal ini yang mendorong berdirinya sejumlah pusat-pusat perbelanjaan. *rah

Berita Terkait
- Advertisment -

Berita Populer