Sabtu, November 23, 2024
BerandaBaliOrganda Sebut Beberapa Alasan Kemacetan di Bali

Organda Sebut Beberapa Alasan Kemacetan di Bali

Bali akhir-akhir ini semakin macet. Tidak saja di pusat Kota Denpasar, beberapa wilayah lainnya, seperti Badung, Gianyar dan Tabanan juga tidak luput dari sesaknya kendaraan.

Denpasar (bisnisbali.com)-Bali akhir-akhir ini semakin macet. Tidak saja di pusat Kota Denpasar, beberapa wilayah lainnya, seperti Badung, Gianyar dan Tabanan juga tidak luput dari sesaknya kendaraan.

Ketua Organisasi Angkutan Darat (Organda) Bali I Nyoman Arthaya Sena Minggu (25/8) mengatakan, kemacetan sudah menjadi masalah klasik di Bali. Dia mengatakan jumlah kendaraan semakin banyak sebagai dampak dari perputaran ekonomi yang semakin ramai sehingga makin banyak orang yang membeli kendaraan. Sementara pertumbuhan ruas jalan tidak sebanding dengan pertumbuhan kendaraan.

Ada beberapa faktor penyebab yang membuat Bali kini semakin macet. Pertama, adanya pertumbuhan kendaraan yang semakin meningkat setiap tahunnya. Semua orang melayani dirinya sendiri dalam artian berusaha memiliki kendaraan untuk mendukung aktivitasnya setiap hari.

Untuk level perekonomian yang lebih tinggi akan berusaha untuk memiliki kendaraan roda empat untuk kenyamanan. “Dan sekarang sudah mulai masuk musim hujan, pasti akan semakin macet karena banyak yang mengeluarkan kendaraan roda empat,” katanya.

Persoalan kedua kata dia yakni, perlunya diatur kembali rekayasa lalu lintas. Terutama di jalur-jalur yang mengalami kemacetan. “Kita lihat saja yang masuk dari Tabanan. Salah satunya itu pasar kecil pagi Kapal. Itu semuanya bisa masuk, mau lurus, belok kanan atau kiri bisa. Jadi jalur utamanya, jadi tertutup,” terang Arthaya Sena.

Sampai di Kuta, Nusa Dua juga seperti itu. Banyak simpangan yang tidak jelas di samping perilaku pengendara atau pengemudi yang tidak tertib.

Kemudian ketiga menurutnya, belum adanya pembatasan jam operasional truk masuk ke dalam kota. Karena hingga saat ini kantong parkir di luar kota belum ada. “Ini harus dipikirkan bersama, membuat sentral parkir atau terminal parkir cargo di perbatasan. Karena untuk masuk kota harus diatur supaya tidak menggunakan kendaraan yang tonasenya berlebihan,” katanya.

Terakhir sewa kendaraan yang masif dilakukan wisatawan khususnya untuk roda dua juga berdampak pada kemacetan. Bahkan, jumlah kendaraan sewa ini cukup banyak. Ditambah pemahaman berlalu lintas para wisatawan yang belum sepenuhnya mengerti, menambah hiruk pikuk lalu lintas dan berakhir kepada kemacetan di Bali. *wid

Berita Terkait
- Advertisment -

Berita Populer