Denpasar (Bisnis Bali)-Keberadaan desa wisata memberikan alterntif bagi wisatawan untuk menikmati keindahan pariwisata lainnya. Untuk itu pengembangan desa wisata gencar dilakukan terlebih potensi ini dibangun oleh masyarakat desa yang tentunya memberikan dampak positif bagi perekonomian desa setempat.
Dari 43 desa di Kota Denpasar baru terdapat 6 desa wisata. Kepala Dinas Pariwisata Kota Denpasar Ni Putu Riyastiti saat diwawancarai, Kamis (22/8) mengatakan, dalam menumbuhkan desa wisata baru perlu memetakan terlebih dahulu terkait arah pengembangan kedepan. Dia mengatakan, tidak semua desa memiliki potensi sebagai desa wisata. Hal ini yang menjadi kendala tumbuhnya desa wisata baru di Kota Denpasar.
Demikian dikatakannya, dalam pengelolaan desa wisata, juga membutuhkan sumber daya manusia (SDM) yang memiliki pengetahuan dan semangat yang besar dalam mewujudkan visi dari desa wisata tersebut. “Kedepan kita akan bersinergi denganForkom Dewi (Forum Komunikasi Desa Wisata), camat, desa/lurah dan Pokdarwis (Kelompok Sadar Wisata) untuk mulai memetakan potensi-potensi yang ada di masing-masing desa/kelurahan guna mengembangkan desa wisata,” katanya.
Keenam desa wisata di Denpasar dikatakannya yakni di Desa Sanur, Sanur Kaja, Sanur Kauh, Penatih, Serangan dan Kesiman Kertalangu. Dalam pengembangan desa wisata ini, pihaknya melakukan berbagai upaya, seperti pelatihan-pelatihan terkait tata kelola bisnis, keamanan hingga pemanfaatan digitalisasi.
Terutama dalam pemanfaatan digitalisasi dalam era saat ini sangat diperlukan. Kepala Bidang Pengembangan Sumber Daya Pariwisata Dan Ekonomi Kreatif Dinas Pariwisata Kota Denpasar, I Gusti Ngurah Gede Suyasa menambahkan, perkembangan teknologi digital telah mengubah lanskap pariwisata secara drastis. Namun masih banyak pengelola Desa Wisata maupun Pokdarwis yang masih belum memaksimalkan pemanfaatan potensi dalam pemasaran digital melalui sosial media yang ada.
“Kami berusaha memaksimalkan segala potensi yang ada untuk meningkatkan daya tarik wisata khususnya di Kota Denpasar. Dengan memanfaatkan pemasaran digital melalui media sosial, berarti memberikan kesempatan kepada pengelola desa wisata atau pokdarwis untuk belajar dan meningkatkan kemampuan dalam menghasilkan promosi desa wisata yang lebih menarik,” ujarnya. *wid