Rabu, Oktober 30, 2024
BerandaTak BerkategoriIndonesia Jadi 10 Besar Adopsi Aset Kripto secara Global

Indonesia Jadi 10 Besar Adopsi Aset Kripto secara Global

BISNISBALI.com – Indonesia terus menunjukkan pertumbuhan yang signifikan dalam adopsi aset kripto, menjadikannya salah satu negara dengan peringkat 10 besar dalam hal adopsi aset kripto secara global. Menurut laporan Chainalysis, Indonesia menjadi pusat utama pertumbuhan adopsi kripto, dengan peningkatan volume transaksi, daya beli, dan jumlah pengguna baru yang mencapai lebih dari 400 ribu per bulan.

Walau Indonesia belum termasuk dalam 20 besar negara dengan adopsi tertinggi, namun posisinya sebagai negara yang ramah terhadap perkembangan kripto tidak bisa diabaikan.

Menyambut tren ini, Coinfest Asia 2024 kembali hadir pada 22-23 Agustus di Bali dengan tema “Where Innovation Meets Adoption”. Salah satu side event dalam rangkaian Coinfest Asia 2024 adalah Tokocrypto x Binance Beach House, yang mengangkat tema “Unleashing the Future of Web3 and Crypto: Harnessing Collaborative Forces for Growth.”

Even ini berhasil menarik kurang lebih seribu pengunjung dan menyajikan lebih dari 20 industri keaders, KOL, komunitas di industri web3, kripto dan blockchain. “Kami sangat antusias menyelenggarakan acara yang tidak hanya menjadi ajang untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman, tetapi juga wadah untuk memperkuat kolaborasi di antara para pelaku industri,” kata CMO Tokocrypto, Wan Iqbal.

“Dengan menghadirkan tokoh-tokoh terkemuka dalam ekosistem Web3 dan kripto, kami berharap bisa mendorong adopsi teknologi ini secara lebih luas di Indonesia dan kawasan Asia. Side event ini dirancang untuk memberikan wawasan mendalam tentang bagaimana blockchain dan kripto dapat diterapkan dalam berbagai aspek kehidupan, mulai dari transaksi keuangan hingga pengelolaan aset digital, serta pentingnya membangun komunitas yang solid dan teredukasi.”

Side event Tokocrypto x Binance Beach House dimulai dengan diskusi panel yang membahas “The Power of Blockchain: Transforming Real-World Assets, Gaming, and Payments.” Diskusi pertama ini menyoroti bagaimana blockchain mampu mentransformasi aset dunia nyata, industri game, dan sistem pembayaran dengan para panelisnya John Patrick Mullin (CEO & Co-Founder Mantra), Apollo Green (Co-Founder Tilted) dan Raagulan Pathy (Ex-Head of Asia Circle dan Founder KAS).

Selanjutkan, acara semakin memanas dengan digelarnya diskusi panel kedua “Empowering the Blockchain Ecosystem: Education and Community Building.” Panel kedua membahas pentingnya pendidikan dan pembangunan komunitas dalam memperkuat ekosistem blockchain dengan para panelisnya Walter Lee (Business Development BNB Chain Innovation) dan Stephen McAllister (Binance Academy Team Lead).

Di sesi selanjutnya, Tokocrypto mengumumkan peluncuran pembaruan aplikasi versi 2.12 yang menghadirkan fitur-fitur unggulan seperti TKO Megadrop dan IDR Convert.

“Peluncuran versi terbaru aplikasi ini dirancang untuk meningkatkan kenyamanan pengguna dalam berinvestasi kripto serta memberikan peluang keuntungan yang lebih besar melalui fitur-fitur inovatif,” ujar Wan Iqbal.

Side event Tokocrypto x Binance juga menjadi wadah untuk membahas “Empowering Indonesia’s Future: Blockchain Adoption and Digital Payments.” Diskusi ini mengangkat tema adopsi blockchain dan pembayaran digital di Indonesia.

Di sesi selanjutnya, para panelis membahas “The Next Frontier: Securing the Evolving Crypto Landscape.” Diskusi ini membahas tantangan keamanan dalam ekosistem kripto yang terus berkembang bersama Head of Regional Binance, Vishal Sacheendran dan CEO Tokocrypto, Yudhono Rawis.

“Kami terus berupaya untuk mengembangkan infrastruktur keamanan yang dapat melindungi pengguna kami dari ancaman yang berkembang di dunia kripto,” kata Vishal Sacheendran.

Diskusi terakhir melihat “Next-Gen Finance: The Role of Banks and the Crypto Ecosystem” di masa depan. Sesi terakhir ini membahas potensi industri perbankan dalam kolaborasi ekosistem kripto bersama beberapa panelis mulai dari Yudhono Rawis, Digital and Channel Solutions Division Head, OCBC Indonesia Altona Widjaja, Commissioner of BTPN – SMBC Group Onny Widjanarko.

Dalam sesi tersebut Yudho menyatakan, kolaborasi antara industri perbankan dan ekosistem industri kripto sangat penting untuk menciptakan layanan keuangan yang lebih inklusif dan inovatif.

“Kolaborasi bersama industri perbankan dapat memainkan peran strategis dalam menjembatani antara keuangan tradisional dan dunia kripto, sehingga memungkinkan adopsi yang lebih luas dan aman,” paparnya.

“Masa depan keuangan akan sangat bergantung pada bagaimana kita dapat menyatukan kekuatan sektor perbankan dengan teknologi kripto untuk menciptakan solusi yang menguntungkan bagi semua pihak.”

Side event ini merupakan kesempatan emas bagi para peserta untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang Web3 dan kripto, serta terlibat dalam diskusi yang akan membentuk masa depan industri ini. *rah

Berita Terkait
- Advertisment -

Berita Populer