Sabtu, November 23, 2024
BerandaPariwisataHarmony dalam Pameran Panca Maha Bhuta Hadirkan Lima Elemen Kehidupan di The...

Harmony dalam Pameran Panca Maha Bhuta Hadirkan Lima Elemen Kehidupan di The Apurva Kempinski Bali

Sebuah perjalanan artistik melalui lima elemen kehidupan, yang diekspresikan secara berbeda melalui teknik modern dan tradisional oleh seniman terkenal asal Indonesia, I Made Griyawan dan Teja Astawa.

BISNISBALI.com – Dalam rangka memperingati Hari Kemerdekaan Republik Indonesia ke-79 tahun dan sebagai bagian dari program tahunan ‘Powerful Indonesia: Bhinneka Tunggal Ika’, perayaan tahun ini ditandai dengan pembukaan Gallery of Art: ‘Pancha Mahabhuta’ Exhibition. Dibuka untuk umum mulai 17 Agustus hingga Oktober 2024 di Pendopo Lobby, hotel peraih penghargaan ini menampilkan pameran eksklusif yang mengeksplorasi konsep lima elemen kehidupan yaitu: air, api, udara, ruang, dan tanah, selaras dengan warisan budaya dan tradisi Indonesia yang terefleksikan melalui seni visual dari seniman ternama, yaitu I Made Griyawan dan Teja Astawa.

Menurut Director of Marketing & Communications, The Apurva Kempinski Bali, Melody Siagian, berasal dari Bahasa Sanskrit, ‘Panca’ berarti lima dan ‘Maha Bhuta’ berarti unsur – elemen.

“Konsep ini menggambarkan lima elemen dasar yang membentuk alam semesta, serta menjadi panduan akan pentingnya keseimbangan dan harmoni dalam hidup,” ungkap Melody Siagian.

Teja Astawa memberi penjelasan tentang makna lukisan berjudul Tree of Life kepada pengunjung dalam Gallery of Art: ‘Pancha Mahabhuta’ Exhibition di Nusa Dua, Sabtu (17/8).

Dalam filosofi Bali, konsep Panca Maha Bhuta menekankan hubungan antara Bhuana Alit (individu) dan Bhuana Agung (alam semesta), melambangkan kompenen – komponen yang membentuk dunia dan menandakan harmoni serta keseimbangan dalam hidup.

Konsep ini juga berkaitan erat dengan kekayaan alam milik Indonesia (tanah), pusaka maritim (air), semangat juang rakyatnya (api), warisan budaya dan adat istiadat yang menyatukan bangsa (udara), serta hubungan spiritual yang meliputi kehidupan dan kepercayaan orang Indonesia (angkasa).

Berasal dari Batuan, Bali, I Made Griyawan adalah seniman Bali yang menginspirasi dan menghidupkan kembali teknik tradisional Batuan di masa kini. Dipengaruhi oleh orang tuanya yang juga seniman, Griyawan seringkali memadukan unsur tradisional Batuan dengan teknik inovatif.

Bertujuan untuk mencerminkan identitas dan keyakinannya melalui karya seninya, ia sering mengeksplorasi tema budaya dan pengalaman hidupnya. Dikenal sebagai seorang inovator di antara seniman Batuan, karya seni Griyawan telah mendapatkan pengakuan internasional dan membawa seni Indonesia ke panggung internasional, termasuk pada pameran ‘Awakening Soul’ di Tokyo, Tokyo International Art Fair 2016, dan kompetisi ‘Chelsea International Fine Art Competition’ yang ke-32 di Amerika Serikat pada tahun 2017.

Dalam pameran ini, kemahiran Griyawan terhadap gaya tradisional Batuan terbukti dalam penggambarannya terhadap lima unsur, khususnya dalam mahakarya istimewa yang belum pernah ditampilkan yaitu karya seni bertajuk ‘Cycle of Life’.

Berbeda dengan teknik tradisional Griyawan, Teja Astawa – seniman visual modern ternama yang tinggal di Sanur, Bali, dan seniman residen di Galeri Zen1, menggambarkan kelima elemen tersebut dalam karya-karya yang hidup dan penuh warna. Sebagai lulusan Sekolah Tinggi Seni Rupa Indonesia (STSI) Denpasar, karya-karya Astawa dicirikan oleh seri tematik yang terinspirasi oleh berbagai subjek, mulai dari figur hewan hingga cerita wayang tradisional dari masa kecilnya.

Selama bertahun-tahun, Astawa telah menujukkan kemahirannya secara luas, baik melalui pameran tunggal dan kelompok di Indonesia, Korea, dan juga Singapura. Karyanya juga ditampilkan dalam koleksi museum di Museum of World Cultures di Jerman dan Museum Jeju di Korea.

General Manager dari The Apurva Kempinski Bali, Vincent Guironnet (kiri) dan Director of Marketing & Communications, The Apurva Kempinski Bali, Melody Siagian (kanan) mengapit tiga narasumber dalam pembukaan Gallery of Art: ‘Pancha Mahabhuta’ Exhibition di Pendopo Lobby, Sabtu (17/8).

“Di The Apurva Kempinski Bali, kami bangga dapat merayakan kekayaan budaya Indonesia dan memberikan tamu kami sebuah pengalaman yang unik dan bermakna,” kata General Manager dari The Apurva Kempinski Bali, Vincent Guironnet.

“Pameran ini adalah suatu bukti dari komitmen tersebut, menyediakan ruang untuk merenung, merefleksi diri, dan memahami elemen – elemen yang membentuk dunia dan diri kita,” tambahnya. Temukan lebih banyak informasi tentang ‘Pancha Mahabhuta Exhibition’.

Powerful Indonesia: Bhinneka Tunggal Ika 2024 Campaign.

Mendukung pergerakan pada tahun 2024, The Apurva Kempinski Bali merayakan gaya hidup orang Indonesia melalui ‘Powerful Indonesia: Bhinneka Tunggal Ika’, yang menunjukkan semangat persatuan dalam keberagaman. Rangkaian pengalaman tamu dikurasi, ini meliputi keberlanjutan, keterampilan, dan kesetaraan yang disajikan dalam berbagai penawaran termasuk fasilitas dalam kamar, hidangan, kebugaran, seni dan kerajinan, permainan tradisional, dan aktivitas – aktivitas di resort.

Kolaborasi sosok – sosok berpengaruh seperti, seniman, kreator, pemikir, dan pelaku terus dilakukan untuk merayakan Indonesia di panggung utama teater terbuka yang megah di The Apurva Kempinski Bali.

Berada di atas tebing megah Nusa Dua, dengan pemandangan Samudra Hindia dan taman tropis yang memukau, The Apurva Kempinski Bali menunjukkan kemewahan tepi pantai. Resor bintang lima di Bali ini hadir sebagai teater megah yang terbuka, perwujudan keanggunan Indonesia.

Memiliki 475 kamar, suite, dan vila yang ikonik, dengan 60% akomodasi memiliki kolam renang pribadi. Dari wisata kuliner unik dan perawatan spa tradisional, hingga ruang pertemuan yang luas dan kapel yang memikat, The Apurva Kempinski Bali adalah panggung spektakuler yang menghadirkan pengalaman yang dikurasi secara khusus. *rah

Berita Terkait
- Advertisment -

Berita Populer