Denpasar (bisnisbali.com) –Pemerhati ekonomi mendukung Peraturan Gubernur Bali Nomor 99 Tahun 2018 tentang Pemasaran dan Pemanfaatan Produk Pertanian, Perikanan, dan Industri Lokal Bali. Pergub tersebut mendorong penggunaan produk-produk lokal Bali dalam berbagai sektor industri dan meningkatkan kesejahteraan petani, nelayan, serta pelaku industri lokal. Karenanya perlu perbanyak kerja sama antara pengelola pariwisata dengan UMKM untuk mendukung pemasaran dan pemanfaatan produk pertanian, perikanan, dan industri lokal Bali.
Seperti dikatakan pemerhati ekonomi dan pariwisata Trisno Nugroho. Ia menilai dengan adanya kolaborasi ini, diharapkan dapat memberikan dampak positif terhadap pertumbuhan ekonomi lokal dan menciptakan peluang baru bagi para pelaku usaha di Bali.
“Marriot Group contohnya, sebagai salah satu grup hotel internasional terkemuka, berkomitmen untuk mendukung produk-produk lokal Bali dalam operasional hotelnya di seluruh dunia. Hal ini akan memberikan dampak signifikan terhadap peningkatan penjualan produk UMKM, sekaligus memberikan kesempatan bagi petani dan nelayan lokal untuk memasarkan produk mereka dengan lebih luas,” katanya.
Untuk itu, Trisno Nugroho yang sebelumnya menjabat Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Bali ini ikut serta menginisiasi produk-produk pertanian dan peternakan di Bali masuk hotel berbintang.
Menurutnya, terserapnya produk para petani dan UMKM Bali dengan cepat dan mudah ke pasar tanpa mereka harus merasa khawatir terhadap keberlangsungan produk yang dihasilkannya. Ia pun bercita-cita dan keinginannya untuk membawa petani di Bali naik kelas. Keberkahan itu kini sudah dirasakan para petani yang makin bersemangat menyuplai produk-produknya seperti beras (merah, putih, hitam), telor ayam, daging ayam dan berbagai jenis sayuran serta buah lokal di berbagai acara hotel. Apakah itu kudapan, menu makan siang maupun makan malam.
“Saya ingin petani di Bali sejahtera. Ini sekaligus memotivasi para petani muda untuk menekuni bidang pertanian agar hasil produksi tetap melimpah. Saya yakin kebutuhan pangan di Bali akan terus melambung karena antara produksi pertanian dengan kebutuhan pasar, masih tidak seimbang,” ungkapnya.
Ia menilai Bali masih mendatangkan bahan pangan dari luar (Jawa-red) untuk mengimbangi kebutuhan pasar. Jadi sebenarnya prospek petani sangatlah menjanjikan. Namun, petani juga harus mampu meningkatkan kualitas produknya, kontinyuitasnya serta pengiriman produk yang tepat waktu jika permintaan dari pasar khususnya hotel, juga meningkat.
Disebutkan saat ini, Perumda Dharma Shantika menjadi partner strategis bagi petani dan UMKM. Perumda lah yang memiliki kewenangan menjadi pemasok hasil pertanian ke berbagai hotel di Bali. Sebanyak 53 hotel berbintang di seluruh Bali sudah teken MoU.
“Mari para petani di Bali, jangan lagi mengeluh dan khawatir terhadap keberlanjutan produksinya. Kami siap menjadi aggregator untuk memperluas jaringan pemasaran dan rantai pasok yang lebih pasti agar petani dan pengusaha kecil di Bali benar-benar naik kelas dan bukan lagi sebatas mimpi,” paparnya. *dik