Kamis, Oktober 31, 2024
BerandaBaliBeras dan Cabai Rawit Picu Inflasi di Bali

Beras dan Cabai Rawit Picu Inflasi di Bali

Perkembangan harga berbagai komoditas pada Juli 2024 di Provinsi Bali yang diwakili Kota Denpasar, Singaraja, Kabupaten Badung, dan Kabupaten Tabanan secara tahunan menunjukkan kenaikan.

Denpasar (bisnisbali.com) –Perkembangan harga berbagai komoditas pada Juli 2024 di Provinsi Bali yang diwakili Kota Denpasar, Singaraja, Kabupaten Badung, dan Kabupaten Tabanan secara tahunan menunjukkan kenaikan. Berdasarkan hasil pemantauan BPS Provinsi Bali di 4 kabupaten/kota tersebut, pada Juli 2024 terjadi inflasi y-on-y sebesar 2,53 persen, atau terjadi kenaikan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 104,06 pada Juli 2023 menjadi 106,69 pada Juli 2024.

Sementara itu, tingkat inflasi tahun kalender (year to date/ytd) Juli 2024 tercatat inflasi sebesar 1,22 persen, sedangkan inflasi bulanan (m-to-m) tercatat inflasi sebesar 0,10 persen.

Kepala BPS Bali Endang Retno Sri Subiyandani di Denpasar, Kamis (1/8) secara daring menyampaikan, inflasi tahunan (y-on-y) terjadi karena naiknya harga komoditas-komoditas amatan yang ditunjukkan oleh naiknya IHK pada sepuluh kelompok pengeluaran.

Sepuluh kelompok pengeluaran tersebut, yaitu kelompok makanan, minuman dan tembakau naik sebesar 4,29 persen. Kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 1,18 persen. Kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga sebesar 0,28 persen. Kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 0,30 persen. Kelompok kesehatan sebesar 1,74 persen, kelompok transportasi sebesar 2,10 persen, kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya sebesar 2,14 persen. kelompok pendidikan sebesar 2,35 persen, kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran sebesar 4,63 persen serta kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 2,01 persen.

Sementara itu, satu kelompok tercatat mengalami penurunan indeks, yaitu kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan turun sebesar 0,03 persen.

Ia menyampaikan komoditas yang dominan memberikan andil inflasi y-on-y pada bulan Juli 2024 antara lain beras, cabai rawit, Sigaret Kretek Mesin (SKM), tarif parkir, minyak goreng, nasi dengan lauk, biaya pendidikan akademi/perguruan tinggi, pisang, Sigaret Putih Mesin (SPM), kopi bubuk, air kemasan, emas perhiasan, gula pasir, kue basah, pembalut wanita, kue kering berminyak, biaya pendidikan taman kanak kanak, cabai merah, Sigaret Kretek Tangan (SKT), dan mobil.

Sementara itu, komoditas yang menahan laju inflasi dengan memberikan sumbangan negatif, antara lain bawang merah, daging ayam ras, bawang putih, tomat, ikan tongkol/ ikan ambuambu, canang sari, kacang panjang, buncis, tongkol diawetkan, sawi hijau, vitamin, sabun cair/ cuci piring, ketimun, telepon seluler, sabun mandi, sabun mandi cair, buah naga, mie kering instant, bahan bakar rumah tangga, dan pakaian bayi.

Sementara komoditas yang dominan memberikan andil inflasi m-to-m pada bulan Juli 2024 antara lain cabai rawit, beras, kopi bubuk, biaya pendidikan taman kanak kanak, angkutan udara, canang sari, daging babi, nasi dengan lauk, pisang, Sigaret Kretek Mesin (SKM), Sigaret Putih Mesin (SPM), kangkung, biaya pendidikan sekolah dasar, kentang, jeruk, Sigaret Kretek Tangan (SKT), pepaya, air kemasan, soto, dan tongkol diawetkan. Sementara itu, komoditas yang menahan laju inflasi dengan memberikan sumbangan negatif, antara lain bawang merah, tomat, cabai merah, kol putih/kubis, semangka, bawang putih, telur ayam ras, ikan tongkol/ ikan ambu-ambu, buncis, susu cair kemasan, bawang bombay, daging ayam ras, ikan teri, pengharum cucian/ pelembut, dan mangga.*dik

Berita Terkait
- Advertisment -

Berita Populer