Denpasar (bisnisbali.com)-Selama ini kawasan Sanur memiliki jenis wisatawan yang masa tinggalnya cukup lama. Ini pun menjadi poin penting dalam industri pariwisata yang memberikan dampak postif pada perputaran ekonomi. Untuk itu karakteristik pariwisata inilah yang ingin dijaga sehingga jika adanya beach club dikhawatirkan akan membuat wisatawan yang biasanya memilih Sanur akan beralih.
Hal tersebut diungkapkan oleh Wakil Wali Kota Denpasar I Kadek Agus Arya Wibawa saat diwawancarai, Rabu (24/7). Dikatakannya, saat ini Pemerintah Kota Denpasar tengah memastikan isu terkait akan adanya beach club di Sanur. Termasuk mendata permohonan izin terkait pembangunan beach club tersebut. Pihaknya tidak ingin kebablasan yang bisa membuat karakteristik pariwisata Sanur rusak.
“Kalau itu bablas, karakteristik Sanur akan rusak. Otomatis tamu-tamu yang stay di Sanur yang sudah sering berkunjung ke Sanur bisa mengalihkan tempat wisata ke tempat lain. Karena paling penting sektor pariwisata itu masa tinggalnya,” katanya.
Menurut Arya Wibawa, masa tinggal wisatawan di Sanur bisa mencapai satu minggu. Berbeda dengan tempat lain yang bisa satu hari. Hal ini dipengaruhi oleh ketenangan dan kenyamanan wisatawan berada di Sanur. Inilah yang dikahwatirkan akan hilang jika adanya beach club yang identik dengan hingar bingar musik. “Kalau di Sanur mungkin wisatawannya lebih sedikit tapi masa tinggalnya bisa sampai seminggu. Ini yang paling utama dalam sektor pariwisata,” terangnya.
Demikian dikatakannya, kemudahan perizinan yang bertujuan memudahkan investasi saat ini memang memberikan dampak postif dan negatif. Dampak positif yakni secara investasi baik itu di Sanur yang menjadi kawasan pariwisata dan Kota Denpasar secara umum tentu memiliki nilai inevstasi dan ekonomi yang menguntungkan. Namun dampak negatifnya kemungkinan ada ketidakcocokan pembangunan dengan DNA atau karakteristik dalam setiap daerah, termasuk Sanur. Untuk itu, kata dia, harus diseimbangkan antara peningkatan investasi dan karakteristik di masing-masing wilayah. *wid