Denpasar (bisnisbali.com)-Perkembangan judi online cukup marak saat ini dan cenderung lebih menyasar masyarakat menengah ke bawah. Nilai yang dikeluarkan mungkin tidaklah besar, namun pemasangan slot berlangsung setiap hari yang tentu saja berpengaruh kepada berkurangnya pendapatan masyarakat.
Menurut Pengamat Ekonomi Prof. Dr. Ida Bagus Raka Suardana, S.E.,M.M. saat diwawancarai, Jumat (19/7) karakter masyarakat yang suka bermain judi sangat dimanfaatkan sekali dengan judi online ini. Terutama menarik minat masyarakat yang memiliki spekulasi tinggi. Dengan iming-iming hasil bekali-kali lipat membuat masyarakat terpengaruh dan penasaran.
“Yang dinamakan judi sama-sama memberikan janji atau harapan yang besar dan berujung merugikan masyarakat. Dengan keuntungan tinggi akan menarik minat masyarakat terutama yang memiliki spekulasi tinggi,” katanya.
Guru Besar Universitas Pendidikan Nasional (Undiknas) ini mengatakan, perkembangan judi online ini justru masif pada kalangan masyarakat menengah ke bawah. Seperti di lingkungan petani termasuk karyawan.
Masyarakat tidak enggan mengeluarkan uangnya untuk sebuah janji yang tidak pasti. Meski sedikit, namun terjadi setiap hari. “Saya lihat rata-rata mereka bermain Rp10.000 hingga Rp20.000 setiap harinya,” katanya.
Nilai yang dikeluarkan itupun tentu berpengaruh terhadap berkurangnya pendapatan masyarakat. Masyarakat yang bermain tentu kehilangan pendapatannya setiap hari. “Bayangkan jika Rp10.000, Rp20.000 itu dibelikan untuk makanan yang bergisi. Maka itu jatah makan mereka hilang setiap harinya,” ujarnya.
Menurutnya, perputaran uang dalam judi online ini menurutnya terjadi cukup tinggi. Meski secara pastinya belum dihitung berapa dana yang berputar. Di sisi lain tentu ini merugikan masyarakat kecil.
Untuk itu pihaknya berharap agar pemerintah mengambil langkah-langkah untuk memberantas judi online ini. Sebelum makin banyak masyarakat yang akan dirugikan. *wid