Tabanan (bisnisbali.com)-Harga cabai rawit merah kembali naik di pasar tradisional di Kabupaten Tabanan. Saat ini harga cabai rawit merah telah menembus Rp65.000 per kilogram. Peningkatan harga terjadi bertahap mengingat pada perdagangan awal pekan lalu berada di posisi Rp60.000 per kilogram.
Hasil monitoring Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Tabanan mencatat harga cabai rawit merah naik secara bertahap. Harga bergerak ke posisi Rp40.000 per kilogram pada awal Juli lalu dari sebelumnya Rp35.000 per kilogram.
Disperindag Tabanan juga menemukan adanya komoditas yang harganya turun. Di antaranya cabai merah keriting turun ke level Rp45.000 dari posisi Rp48.000 per kilogram. Harga cabai rawit hijau turun dari Rp50.000 ke Rp40.000 per kilogram. Sementara harga telur ayam ras turun dari Rp28.000 menjadi Rp27.000.
Kabag Ekonomi Made Hari Sujana, Kamis (18/7), mengungkapkan kenaikan harga cabai rawit merah ini menjadi atensi Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID). Begitu pula komoditas beras dan minyak goreng yang mulai mengalami kenaikan harga. ‘’Menyikapi hal ini, dalam rangka mengendalikan inflasi, kami akan menggelar rapat dengan semua camat untuk membahas usulan daerah mana saja yang diperlukan operasi pasar,” tuturnya.
Dalam rangka mengendalikan inflasi, Pemkab Tabanan melalui bidang terkait rutin melakukan monev dan sidak sebagai upaya memantau perkembangan harga. Selain itu melaksanakan zoom TPID dan ketika menemukan adanya indikasi kenaikan harga bahan pangan, segera diusulkan untuk diadakan operasi pasar.
“Acuan persentase lonjakan harga untuk menggelar operasi pasar memang tidak ada. Kami hanya melihat selisih harga. Seperti Juni lalu kegiatan operasi pasar kami hentikan sementara karena harga beras saat itu sudah turun menjadi Rp12.000 per kilogram,” kilah Hari Sujana.
Mantan Kabag Tapem Setda Tabanan itu mejelaskan, Bupati Tabanan telah mengeluarkan kebijakan membentuk TPID dalam rangka mengendalikan inflasi daerah. Dikoordinir Sekda melalui Bagian Perekonomian, Asisten Perekonomian dan Pembangunan telah melakukan 10 langkah, antara lain menjaga ketersediaan pangan lewat kerja sama dengan TPID dan OPD terkait, Perbekel, BUMDes, Bulog dan Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (Ikappi) melalui tiga kegiatan.
Kegiatan Gerakan Pangan Murah (GPM) sudah digelar dua kali pada semester I tahun ini. Selanjutnya kegiatan pasar murah telah dilaksanakan empat kali. Sementara operasi pasar sudah diselenggarakan 53 kali di sejumlah titik lokasi selama semester I 2024. “Pada semester kedua ini kegiatan yang sama akan dijadwalkan dengan mengacu pada perkembangan inflasi,” pungkasnya. *man