Denpasar (bisnisbali.com) –Survei Konsumen Bank Indonesia pada Juni 2024 mengindikasikan keyakinan konsumen terhadap kondisi ekonomi Bali tetap kuat. Hal ini tercermin dari Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) Provinsi Bali di bulan Juni 2024 yang tercatat sebesar 140,00, relatif stabil dibandingkan bulan sebelumnya sebesar 140,08 dan tetap terjaga pada level optimis (indeks > 100).
“Optimisme konsumen yang terjaga juga didorong oleh stabilitas harga, khususnya bahan makanan di tengah periode panen hortikultura pada bulan Juni. Sementara itu, IKK nasional tercatat sebesar 123,3, menurun dari bulan sebelumnya sebesar 125,2 namun masih tetap berada pada level optimis,” kata Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali, Erwin Soeriadimadja di Denpasar, Selasa (16/7).
Disebutkan survei konsumen merupakan survei bulanan Bank Indonesia untuk mengetahui tingkat keyakinan konsumen mengenai kondisi ekonomi saat ini dan ekspektasi konsumen terhadap kondisi perekonomian ke depan.
Erwin Soeriadimadja menyampaikan bahwa keyakinan konsumen di Bali pada Juni 2024 yang tetap optimis ditopang oleh capaian Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK) yang meningkat dari 146,33 menjadi 148,50 (1,48 persen mtm). Hal ini didorong oleh komponen pembentuk IEK, terutama pada Indeks Ekspektasi Kegiatan Usaha 6 bulan mendatang yang tumbuh 2,33 persen (mtm) menjadi sebesar 154,0, dan Indeks Ekspektasi Penghasilan yang tumbuh 3,14 persen (mtm) menjadi sebesar 148,0. Di sisi lain, keyakinan konsumen tertahan Indeks Kondisi Ekonomi Saat ini (IKE) yang melambat 1,74 persen mtm dari 133,83 menjadi 131,50.
Hal ini disebabkan komponen pembentuk IKE yakni Indeks Penghasilan Saat Ini dibandingkan 6 bulan yang lalu tercatat turun 1,78 persen (mtm) menjadi sebesar 138,0. Demikian pula pada indeks konsumsi barang tahan lama dibandingkan 6 bulan yang lalu tercatat turun 6,10 persen (mtm) menjadi 115,00. Meskipun demikian, secara umum capaian tersebut masih berada pada zona optimis.
Ekspektasi konsumen yang tetap terjaga di masa mendatang mempengaruhi perkembangan konsumsi rumah tangga ke depan, perkembangan investasi, meningkatnya produktivitas dan daya saing serta membuka peluang mendorong pertumbuhan ekonomi Bali yang tetap kuat. Hal ini tetap perlu diiringi dengan sejumlah langkah untuk menjaga daya beli masyarakat.
Untuk itu, Bank Indonesia bersama pemerintah Provinsi Bali melalui Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) baik di tingkat Provinsi maupun Kabupaten/Kota se-Bali senantiasa berkoordinasi erat guna mengawal stabilitas pasokan dan harga komoditas guna menjaga tingkat inflasi Provinsi Bali tetap pada rentang kisaran target 2,5 persen plus minus 1 persen. *dik