Tabanan (bisnisbali.com)-Tanaman padi di lahan sawah seluas 30 hektar di Kabupaten Tabanan terserang hama tikus. Serangan hama menyebar di lima kecamatan dengan intensitas kategori ringan. Padi ini ditanam pada musim tanam yang dimulai Juni lalu.
Sesuai data di Dinas Pertanian Kabupaten Tabanan, pada periode pengamatan 16 Juni-30 Juni 2024, serangan hama tikus terjadi di Kecamatan Selemadeg Timur seluas 1 hektar dari total 47 hektar tanaman padi. Selanjutnya di Kecamatan Kerambitan menyerang 7 hektar dari total luas tanaman padi 1.188 hektar. Di Kecamatan Pupuan, serangan tikus menyerang 8 hektar dari luas tanaman padi 284 hektar. Di Kecamatan Selemadeg Barat, serangan hama terjadi di lahan seluas 9 hektar dari luas tanam 310 hektar. Sementara di Kecamatan Selemadeg, tikus menyerang 5 hektar padi dari luas tanam 306 hektar.
Pertanian padi di Tabanan juga tidak luput dari serangan hama blast dan penggerek batang (PB). Hama blast menyerang tanaman padi di Kecamatan Kerambitan seluas 1 hektar dan di Kecamatan Baturiti seluas 2 hektar dari total tanam seluas 500 hektar. Sementara hama PB terjadi di Kecamatan Kediri seluas 5 hektar dari total luas tanam 368 hektar dan di Kecamatan Tabanan menyerang 2 hektar dari luas tanam 1.784 hektar.
Koordinator Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan (POPT) Dinas Pertanian Tabanan I Gusti Putu Purnayasa, Rabu (10/7), mengatakan serangan hama tikus masih menjadi ancaman terbesar tanaman padi saat ini. Pada periode 16-30 Juni lalu serangan hama tikus telah berdampak terhadap sejumlah sawah di hampir semua kecamatan dengan luas bervariasi. “Hama tikus menyerang areal sawah di hampir seluruh kecamatan. Intensitas serangan masuk kategori ringan,” jelasnya.
Sementara serangan penyakit penggerek batang dan blast mengakibatkan kerusakan tanaman padi di sejumlah wilayah dengan intensitas ringan. “Meski terjadi serangan hama, hal ini belum sampai mengancam hasil padi para petani di Tabanan,” ungkap Purnayasa.
Terkait penanganan serangan hama pada tanaman padi, pihaknya bersama para petani melakukan upaya penanganan atau pengendalian hama. Di samping itu, menerjunkan petugas untuk memberikan pendampingan dan meminta petani memperbanyak kegiatan pemberantasan hama.
“Serangan hama dipicu faktor perubahan cuaca dan pola tanam tidak serentak. Kami melalui UPTD Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan bersama penyuluh dan petani melakukan gerakan pengendalian melalui kegiatan penyemprotan insektisida,” pungkasnya. *man