Sabtu, November 23, 2024
BerandaBaliPengamat Ekonomi Sikapi Wacana ’’Family Office”

Pengamat Ekonomi Sikapi Wacana ’’Family Office”

Pemerintah mewacanakan mengembangkan family office sebagai upaya menjaring uang milik konglomerat, baik dari dalam maupun luar negeri.

Denpasar (bisnisbali.com) –Pemerintah mewacanakan mengembangkan family office sebagai upaya menjaring uang milik konglomerat, baik dari dalam maupun luar negeri. Masuknya dana dari para konglomerat tersebut berharap dapat membantu membiayai pembangunan ekonomi nasional.

Ada beberapa penilaian terkait wacana tersebut. Seperti disampaikan pemerhati ekonomi Bhima Yudhistira. Ia menilai, family office bisa menjadi rumah nyaman untuk tindak pidana pencucian uang mengingat penegakan hukum di Indonesia, utamanya di sektor keuangan, masih tergolong lemah.

Karenanya Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios) ini berpendapat pendirian family office perlu pertimbangan matang. Bhima menjelaskan, family office ini nantinya akan menjadi semacam manajer investasi. Namun, berbeda dengan manajer investasi biasa, ada kelebihan berupa kerahasian data yang lebih ketat hingga pembebasan pajak, seperti yang dijanjikan oleh pemerintah. Bila pengawasan sektor keuangan lemah maka family office pun khawatir bisa ikut terseret dugaan pencucian uang.

Sementara itu Ketua Umum Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Provinsi Bali, Agung Bagus Pratiksa Linggih menyatakan dukungannya terhadap rencana Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan yang ingin menjadikan Bali sebagai lokasi tax haven untuk family office.

Ia menilai langkah ini dapat memberikan banyak manfaat bagi perekonomian di Bali secara khusus dan di seluruh Indonesia. Ia menyebutkan ada lima hal kenapa mendukung yaitu dapat menarik modal asing, meningkatkan pendapatan negara, memulangkan modal dan menarik investor baru, mendukung investasi jangka panjang, dan menurunkan suku bunga dan risk premia.

Termasuk peningkatan pendapatan akan terjadi melalui pajak tidak langsung dan kontribusi ekonomi lainnya. Dengan menawarkan insentif pajak dan dukungan regulasi yang menarik, Indonesia dapat menarik WNI untuk memulangkan kekayaan mereka dan menarik investor asing untuk berinvestasi dan mendirikan family office di Bali.

Secara keseluruhan, kata Bagus Linggih, ide menjadikan Bali sebagai lokasi tax haven untuk family office sangat baik. Karena likuiditas bakal bertambah banyak, supply capital juga akan terus ada sehingga stabilitas keuangan dan mata uang dapat tercapai yang pada akhirnya dapat menurunkan suku bunga riil dan risk premia secara natural.*dik

Berita Terkait
- Advertisment -

Berita Populer