BISNISBALI.com – Pemerintah menekankan pentingnya sinergi dari Pemerintah Daerah (Pemda), serta berbagai stakeholder dalam mewujudkan UMKM berdaya saing terutama dalam mengakselerasi UMKM mengembangkan usahanya serta mendorong transformasi usaha mikro agar lebih adaptif dan kompetitif.
Sekretaris Kementerian Koperasi dan UKM (SesKemenKopUKM) Arif Rahman HakimĀ mengatakan, pembinaan dan pemberdayaan koperasi dan UMKM (KUMKM) harus dilakukan secara utuh-terintegrasi hulu-hilirnya dengan membangun ekosistem usaha yang kuat bagi KUMKM.
āUpaya tersebut, telah didorong dalam arah kebijakan dan strategi untuk transformasi KUMKM yang ditetapkan dalam Rencana Strategis KemenKopUKM,ā katanya dilansir dari keterangan resminya di Denpasar, Senin (8/7).
Rencana strategis itu mencakup transformasi formal UMKM, transformasi digital UMKM, transformasi UMKM ke dalam rantai pasok/rantai nilai, koperasi modern sebagai bentuk penguatan kelembagaan UMKM, dan pertumbuhan wirausaha produktif.
Strategi transformasi diwujudkan dalam bentuk program/kegiatan strategis yang disinergikan pelaksanaannya bersama K/L dan Pemda serta stakeholder terkait. āKemenKopUKM tidak dapat berjalan sendiri, karena itu sinkronisasi program dan kolaborasi antara pemerintah Pusat-Daerah, dan dengan stakeholder sangat diperlukan,ā katanya.
SesKemenKopUKM menyebut, ekonomi Indonesia triwulan I-2024 terhadap triwulan I-2023 tumbuh sebesar 5,11 persen (yoy). Dari sisi produksi, permintaan domestik yang cukup kuat didukung oleh peningkatan industri pengolahan makanan dan minuman, ini tumbuh sebesar 5,9 persen diikuti dengan sektor perdagangan yang juga tumbuh sebesar 4,6 persen (y-o-y).
āTentu kontribusi pertumbuhan ekonomi ini tidak terlepas dari peran KUMKM. Lebih dari 64 juta unit UMKM di berbagai daerah menjadi andalan pertumbuhan ekonomi nasional,ā kata Arif.
Selanjutnya, Program Prioritas KemenKopUKM mencakup, pendataan lengkap KUMKM untuk memperkuat basis data tunggal yang nantinya dapat dimanfaatkan oleh seluruh pemangku kepentingan/stakeholder. āTahun ini kami targetkan akan ada lagi penambahan 4 juta data UMKM,ā tambahnya.
Lalu program pengembangan rumah produksi bersama/factory sharing, untuk membangun ekosistem usaha menuju hilirisasi UMKM berbasis komoditas unggulan.
Yang tak kalah penting, kata SesKemenKopUKM, adanya Pengembagan Pusat Layanan Usaha Terpadu (PLUT) KUMKM sebagai rumah UMKM menjadi ujung tombak yang berinteraksi langsung memberikan layanan pendampingan bagi UMKM.
Sementara itu, Deputi Bidang Usaha Mikro KemenKopUKM Yulius menyampaikan, Transformasi Usaha Mikro menjadi penting karena secara jumlah usaha mikro saat ini mencapai 99 persen. Hal itu membuat usaha mikro menempati porsi terbesar dalam struktur pelaku usaha nasional dan berkontribusi terhadap pergerakan ekonomi di daerah dan secara nasional terkait PDB, menyerap tenaga kerja, dan menggerakkan ekonomi digital. āTetapi kami ingin mengurangi usaha mikro sehingga perlu mendorong mereka naik kelas menjadi usaha kecil dan menengah,ā kata Yulius.
Namun faktanya, mereka masih menghadapi hambatan dalam pengembangan usahanya, mulai dari permodalan dan akses pemasaran. Bahkan berdasarkan data OJK, sebanyak 47 persen kebutuhan pembiayaan ke UMKM belum dapat terlayani oleh Lembaga Jasa Keuangan (LJK).
āKegiatan kolaboratif ini diharapkan bisa menjadi pendekatan untuk meningkatkan sinergi peran dalam memajukan UMKM di daerah secara utuh dan berkelanjutan. Kolaborasi dan sinergi lintas sektor menjadi kunci keberhasilan peningkatan kinerja ekonomi UMKM,ā ujar Yulius. *rah