Tabanan (bisnisbali.com)-Musim kemarau membuat sejumlah kolam pembenihan yang ada di UPTD Balai Benih Ikan (BBI) Kabupaten Tabanan tidak bisa difungsikan saat ini. Meski begitu, Dinas Perikanan Tabanan sebagai salah satu OPD penyumbang PAD masih optimis bisa berkontribusi dalam mencapai target tahunan dari hasil penjualan benih ikan.
Dinas Perikanan Kabupaten Tabanan memiliki empat lokasi BBI, yakni Unit Meliling, Unit Bolangan, Unit Petung dan Unit Pesiapan. Masing-masing unit BBI memiliki beberapa petakan kolam budi daya. Ada yang masih menggunakan kolam dengan lapisan dasar tanah dan ada kolam yang sudah dilapisi semen.
Sekretaris Dinas Perikanan Kabupaten Tabanan Ir. I Kade Artina, Minggu (30/6), menyebutkan pada musim kemarau ini kolam-kolam pembenihan di unit BBI Meliling yang tidak bisa difungsikan semua secara maksimal. Dari total 15 petakan kolam pembenihan yang ada, enam tidak bisa digunakan sekarang. ‘’Penyebabnya kesulitan air untuk kebutuhan isian kolam. Diperparah lagi kondisi pinggiran kolam banyak longsor atau rusak, sehingga tidak bisa menampung air,’’ ujarnya.
Pihaknya sudah mengusulkan penanganan kerusakan tersebut dibantu dari APBN melalui Dana Alokasi Khusus (DAK) karena membutuhkan dana cukup besar. Namun, usulan tersebut belum ada kepastian jawaban. Di samping itu, DAK untuk Bali hanya dialokasikan bagi satu kabupaten setiap tahun.
Artina menambahkan, meski ada sejumlah kolam pembenihan yang tidak bisa difungsikan maksimal, pihaknya optimis dampak kemarau tidak memengaruhi sumbangan untuk mencapai target PAD yang dibebankan ke Dinas Perikanan sebesar Rp131.500.000 tahun ini. Sebab, untuk mencapai target PAD telah diupayakan melalui berbagai strategi. Salah satunya mengintensifkan kolam pembenihan yang masih bisa digunakan.
Selama ini empat lokasi BBI yang dimiliki Dinas Perikanan Kabupaten Tabanan menghasilkan jenis benih ikan nila, lele, karper. *man