Tabanan (bisnisbali.com)-Menyandang status rumah sakit tipe B, RSUD Tabanan masih memiliki sejumlah persoalan dalam upaya meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Di antaranya ketersediaan lahan parkir yang belum memadai dan sarana prasarana gedung.
Selama ini pihak RSUD Tabanan telah mencoba mengajukan proposal untuk mencari Kerja Sama Pemerintah dengan Badan Usaha (KBPU) seperti perencanaan pembangunan Pasar Gadarata, serta mencari sumber anggaran lainnya dari BKK Provinsi dan pusat melalui Dana Alokasi Khusus.
Direktur RSUD Tabanan dr. I Gede Sudiarta di sela-sela kegiatan forum konsultasi publik di ruang pertemuan setempat, Kamis (27/6), mengatakan pihaknya sudah mengajukan studi awal dan telah mendapat jawaban dari Bapemas untuk melakukan analisa. Menurutnya, jika tidak memungkinkan dengan KBPU, paling tidak ada sistem kerja sama lain yang mirip namun lebih mudah dan fleksibel untuk rumah sakit.
Estimasinya anggaran yang dibutuhkan mencapai Rp600 miliar lebih untuk sarana prasarana gedung dan areal parkir. Anggaran ini di antaranya untuk membongkar gedung dan membuat rawat inap sementara agar layanan pada pasien tetap berjalan. “Artinya jumlah 285 bed yang ada saat ini ketika ada kegiatan pembangunan tidak boleh kurang untuk pelayanan,” ungkapnya.
Sudiarta menyebutkan, Bupati Tabanan Dr. Komang Gede Sanjaya sudah mengatensi terkait permasalahan parkir. Dengan demikian sudah ada master plan lahan parkir yang terhubung dari bekas gedung Dinas Pariwisata Tabanan di Jalan Diponegoro atau berada di sebelah barat areal rumah sakit. “Akan dibuat basement underpass yang terkoneksi. Jadi, pasien dari areal parkir bisa langsung muncul di areal rumah sakit,” pungkasnya. *man