Denpasar (bisnisbali.com)-Blockchain (sistem penyimpanan transaksi digital) yang dikembangkan di Denpasar dengan nama Bali Blockchain Centre (BBC) terus didorong eksistensinya. Produk-produk yang dijual pada BBC yang terhubung dengan kriptografi (melindungi informasi) ini diklaim lebih unggul karena mengkolaborasikan unsur seni budaya Bali yang memiliki keindahan luar biasa.
Hal tersebut diungkapkan Wakil Wali Kota Denpasar I Kadek Agus Arya Wibawa saat diwawancarai, Selasa (25/6). “Keunggulan kita di Bali adalah mengkolaborasikan blockchain dengan budaya. Produk-produk yang dijual seperti patung dan lukisan memiliki nilai budaya yang kuat sehingga punya nilai jual yang bagus,” katanya.
Diakuinya, perkembangan blockchain di Denpasar cukup baik. Beberapa kementerian seperti Kementerian Kominfo hingga Kementerian Investasi serta daerah-daerah di luar Bali pernah melakukan kunjungan ke Gedung Dharma Negara Alaya (DNA) untuk meninjau inkubator Blockchain Denpasar.
Di samping itu, startup (perusahaan rintisan) Denpasar yang masuk dalam komunitas blockchain telah mendapatkan apresiasi tingkat Asia Fasifik atas keberhasilan menerapkan blockchain yang ada di masyarakat. “Mungkin satu-satunya kota atau daerah yang membuat dan mengelola inkubator blockchain hanya Kota Denpasar,” ujar Arya Wibawa.
Akan tetapi meski teknologi blockhain tengah tren terutama di kalangan anak muda, tingkat pengenalan masyarakat masih belum menyeluruh. Oleh karena itu pihaknya akan terus mendorong perkembangan blockhain di Kota Denpasar.
Sementara itu, Ketua Pelaksana Harian Badan Kreatif (BKraf) Denpasar I Putu Yuliartha menjelaskan, diluncurkannya BCC sejak 2021 lalu bertujuan memberi literasi kepada masyarakat agar memahami teknologi crypto-currencies dan blockchain sehingga dapat mengembangkan diri di dalamnya secara benar dan efektif. Dalam jangka panjang, pendirian BBC diarahkan untuk menjadikan Kota Denpasar sebagai salah satu pusat pengembangan teknologi blockchain dunia. *wid