Tabanan (bisnisbali.com)-Pemerintah Kabupaten Tabanan melalui Dinas Perikanan (Diskan) mengalokasikan anggaran sebesar Rp200 juta yang bersumber dari APBD untuk menggelar bimbingan teknis (bimtek) bagi pelaku usaha perikanan. Kegiatan ini bertujuan meningkatkan daya saing pelaku usaha perikanan sekaligus mendukung program penurunan angka stunting.
Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Tabanan I Gusti Ngurah Agung Suryana, Jumat (21/6), mengungkapkan anggaran bimtek untuk pelaku usaha perikanan baru pertama kali dialokasikan tahun ini dan sudah mulai digelar. Kegiatan bimtek dibagi dua jenis. Pertama pelatihan untuk pengolahan ikan yang melibatkan Kelompok Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan (Poklahsar). Kedua pelatihan budi daya ikan yang diikuti kelompok pembudidaya perikanan darat.
Ia mengharapkan setelah mengikuti bimtek tersebut pelaku usaha perikanan di Kabupaten Tabanan bisa meningkatkan daya saing usaha. Seperti di bidang pengolahan, akan semakin banyak hasil olahan bahan baku ikan yang bisa dihasilkan nantinya. “Misalnya diolah menjadi bakso ikan, keripik lele dan olahan lainnya yang menggunakan bahan baku ikan. Ini upaya kami dalam meningkatkan konsumsi ikan di Tabanan dalam rangka mencegah stunting,” tuturnya.
Agung Suryana menerangkan, saat ini sekitar 19 desa di Kabupaten Tabanan yang memiliki kasus stunting menonjol atau di atas 10 orang. Selain menggalakkan program gemar makan ikan, pihaknya berharap pencegahan stunting bisa dilakukan melalui pelatihan pengolahan dan budi daya untuk meningkatkan produksi.
Sekretaris Dinas Perikanan Kabupaten Tabanan Ir. I Kade Artina menambahkan, pelatihan pengolahan ikan digelar empat kali. Setiap kegiatan diikuti 50 orang perwakilan Poklahsar). Selanjutnya pelatihan budi daya ikan diadakan dua kali diikuti oleh 100 orang peserta yang merupakan perwakilan kelompok pembudidaya perikanan darat. “Peserta diambil dari data base yang kami miliki di Diskan yang sekaligus menjadi kelompok binaan selama ini,” jelasnya.
Di Kabupaten Tabanan tercatat ada sekitar 62 Poklahsar dengan rata-rata jumlah anggota sebanyak 10-15 orang. Sementara jumlah kelompok pembudidaya ikan mencapai 560, namun yang aktif hanya 240 saat ini. *man