Denpasar (bisnisbali.com) –Kebutuhan elpiji untuk wilayah Bali secara keseluruhan disuplai dari 16 Stasiun Pengisian dan Pengangkutan Bulk Elpiji (SPPBE) PSO dan 4 SPPBE NPSO dan disalurkan melalui 112 Agen LPG PSO dan 22 Agen LPG NPSO.
“Di provinsi Bali saat ini terdapat 3.716 pangkalan yang tersebar di seluruh kota/kabupaten. Jadi di tiap desa sudah terdapat minimal 3-4 pangkalan elpiji,” kata Area Manager Comm, Rel & CSR Jatimbalinus Ahad Rahedi di Denpasar.
Disebutkan di kota sudah ada minimal 5 pangkalan elpiji per desa. Jadi tidak ada alasan kesulitan mencari pangkalan resmi dan masyarakat bisa semakin menjangkau harga eceran tertinggi (HET) Rp18.000 dengan mudah.
Menurutnya Bali ditopang 1 supply poin utama elpiji yakni integrated Terminal Manggis di kabupaten Karangasem dengan total stok elpiji wilayah Bali saat rilis ini disusun mencapai 4.239 MT, dengan konsumsi rata-rata normal harian mencapai 800 MT per hari. Stok tersebut masih dalam kategori aman dan masih mampu memenuhi lonjakan konsumsi hingga 5 kali lipat.
Kini menjelang Idul Adha terdapat penambahan pasokan. Dengan tambahan penyaluran total sebanyak 1.386 Metrik Ton (MT), setara dengan 462 ribu tabung atau sebesar 174,1 persen terhadap konsumsi normal harian. Meskipun stok melimpah namun penyaluran ke masyarakat menyesuaikan kuota masing-masing kabupaten kota yang ditetapkan pemerintah. Sehingga penambahan pasokan ini juga sudah dikoordinasikan dengan pemerintah daerah masing-masing.
Ia menyebutkan tambahan tabung melon tersebut diharapkan bisa menambah jumlah tabung di masyarakat, sehingga tidak ada celah untuk oknum mengambil keuntungan memanfaatkan situasi kebutuhan yang meningkat.
“Jika masyarakat kesulitan memperoleh elpiji 3 kg Bersubsidi di sekitar tempat tinggalnya, bisa menghubungi Call Center Pertamina 135,” sarannya.
Ia menyebutkan Masyarakat sebenarnya gampang membedakan pangkalan resmi Pertamina. Sebab, kalau harganya sudah di atas Rp18.000 itu sudah bukan pangkalan resmi. “Tetapi kembali bahwa itu pilihan masyarakat ya, namun kalau sudah kelewatan ambil untungnya ya jangan dibeli. Semakin senang oknum pengecer yang menaikkan harga kalau dibeli,” sambung Ahad *dik