KESAN eksklusif pada kain endek yang hanya untuk kalangan menengah ke atas kini mulai mengikis. Berbagai upaya dilakukan pemerintah, khususnya Pemkot Denpasar untuk memasyarakatkan kain endek agar bisa dipakai oleh berbagai kalangan. Salah satunya penyelenggaraan Denpasar Fashion Street (DFS), pada Sabtu (8/6) malam lalu.
Fashion show yang digelar di pinggir jalan tepatnya di depan Gedung Dharma Negara Alaya (DNA) ini menunjukkan beragam desain kain endek yang dapat digunakan untuk acara formal ataupun kasual.
Ketua Dekranasda Kota Denpasar Ny. Sagung Antari Jaya Negara didampingi Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kota Denpasar Ni Nyoman Sri Utari mengatakan, fashion show yang digelar di ruang terbuka ini bertujuan agar semua lapisan masyarakat bisa menikmati. Dengan demikian, kesan kain endek yang eksklusif bisa dihapus perlahan.
Di sisi lain, pada kegiatan yang mengajak 10 desainer di Kota Denpasar ini juga bertujuan membangkitkan kembali semangat berkarya mereka, terlebih pascapandemi covid-19. Ny. Antari Jaya Negara mengatakan, hasil karya para desainer di Kota Denpasar tidak kalah menarik dengan panggung nasional dan internasional. “Kami rencanakan ini (DFS) akan menjadi ajang tahunan yang digelar serangkaian Bulan Bung Karno,” katanya.
Selain fashion show, kata dia upaya lain untuk membangkitkan semangat para perajin dan desainer di Kota Denpasar yakni rutin mengajak berpameran, baik dalam ataupun luar daerah. “Endek kita punya, harus kita promosikan,” katanya.
Kepala Disperindag Kota Denpasar Ni Nyoman Sri Utari menambahkan, selama ini kain endek sering terkesan eksklusif. Dengan tema “Dewangga” yang diambil saat ini menunjukan jika kain endek memiliki beragam potensi dan bisa digunakan oleh semua kalangan.
“Sebelumnya, kain endek terkesan hanya digunakan untuk kegiatan adat, oleh orang tua. Kini semua kalangan bisa menggunakan endek dan dapat digunakan di berbagai kegiatan dengan designnya yang beragam,” imbuhnya. *wid