Denpasar (bisnisbali.com)- Perumda Air Minum Tirta Sewakadharma atau PDAM Kota Denpasar hingga saat ini telah memberi pelayanan kepada 90 orang ribu pelanggan. Akan tetapi untuk memaksimalkan pelayanan kepada pelanggan, PDAM Denpasar masih kekurangan sekitar 40 persen air baku.
Hal tersebut diungkapkan Dirut Perumda Air Minum Tirta Sewakadharma, Ida Bagus Gede Arsana, saat acara sarahasehan serangkaian HUT ke-27 Perumda di Inna Bali Heritage Hotel, Kamis (6/6). ‘’Kapasitas produksi air baru 1.450 liter per detik di Denpasar saat ini. Ada dua instalasi pengolahan air (IPA) yakni IPA Belusung dan IPA Waribang. IPA Belusung produksi 550 liter per detik, sedangkan Waribang 300 liter per detik,” paparnya.
Dari jumlah produksi PDAM Denpasar tersebut, tingkat kebocoran air masih cukup tinggi yakni 30 persen. Untuk memenuhi kebutuhan air minum masyarakat, pihaknya berupaya membeli di SPAM Penet dan Petanu, Denpasar, milik UPTD Pengelolaan Air Minum Provinsi Bali. PDAM Denpasar membeli ke SPAM Penet dan Petanu total 300 liter per detik. Selain itu, memanfaatkan air dari sumur bor sebanyak 450 liter per detik.
Meski begitu, PDAM Denpasar masih kekurangan air sebesar 1.000 liter per detik untuk melayani 90 ribu pelanggan. “Dengan jumlah itu, kami baru bisa menyuplai untuk 60 persen pelanggan. Kekurangannya lagi 40 persen kami harus cari solusi,” jelas Arsana.
Solusi yang akan ditempuh PDAM Denpasar yakni meningkatkan kerja sama dengan UPTD Provinsi Bali. Salah satunya tambahan dari Bendungan Sidan, Kecamatan Petang, Badung, dengan kapasitas 750 liter per detik untuk Denpasar. Namun, hal ini kemungkinan baru terealisasi pada tahun 2026 atau 2027 mendatang. Di samping itu, mencari titik-titik sumber air yang bisa dimanfaatkan untuk menambah suplai. Upaya lainnya mencari celah untuk terus menekan kebocoran.
Arsana mengaku akan fokus pada pemanfaatan air permukaan ke depannya. Hal ini dikarenakan air bawah tanah sangat rentan dan membuat turunnya permukaan tanah. “Arahnya ke depan kalau semua bisa dipenuhi dengan air permukaan, kami akan setop penggunaan air bawah tanah atau sumur bor,” tegasnya.
Saat ini perbandingan penggunaan air tanah dan air permukaan adalah satu berbanding dua. “Kalau air permukaan pengunaannya 1.000 liter per detik, air tanah atau sumurnya 450,” imbuhnya. *wid